JAKARTA – PT United Tractors Tbk (UNTR), anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) di sektor alat berat, pertambangan dan jasa pertambangan, mencatat penurunan laba bersih 28% menjadi Rp 3,9 triliun pada 2015 dibanding pencapaian 2014 sebesar Rp 5,4 triliun.

Manajemen United Tractors mengungkapkan penurunan laba bersih disebabkan pembebanan biaya atas kerugian penurunan nilai properti pertambangan dan aset terkait lainnya yang dibebankan pada laba setelah pajak sebesar Rp2,6 triliun. “Tanpa memperhitungkan penurunan nilai properti pertambangan dan aset terkait lainnya, laba bersih perseroan turun 7% menjadi Rp6,4 triliun,” ungkap manajenen United Tractors dalam keterangan tertulisnya, Kamis.

United Tractors mencatat pendapatan Rp 49,3 triliun sepanjang tahun lalu, turun 7% dibanding tahun sebelumnya. Kontribusi pendapatan terbesar berasal dari segmen usaha kontraktor pertambangan melalui anak usahanya, PT Pamapersada Nusantara yang mencapai 62%. Kontribusi pendapatan lainnya berasal segmen usaha distribusi alat berat 27%, pertambangan 8% dan industri konstruksi 3%.

Pamapersada sepanjang tahun lalu membukukan pendapatan Rp30,5 triliun, turun 9% dibanding 2014. Penurunan pendapatan disebabkan karena turunnya volume produksi batu bara milik klien menjadi 109 juta ton dibanding 2014 yang mencapai 113,5 juta ton. Sementara volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) turun dari 806,4 juta bank cubic meter (bcm) pada 2014 menjadi 766,6 juta bcm pada tahun lalu.

Di segmen usaha pertambangan batu bara, United Tractors melalui anak usahanya, PT Tuah Turangga Agung membukukan penjualan batu bara 4,6 juta ton pada 2015, turun 18% dibanding volume penjualan batu bara 2015 sebesar 5,7 juta ton.Seiring dengan penurunan volume penjualan batu bara, pendapatan Tuah Turangga turun menjadi Rp 3,8 triliun.(AT)