Mobile Refueling Unit (MRU) milik PGAS yang mulai beroperasi di Jakarta sejak 22 Juni 2013.

Mobile Refueling Unit (MRU) atau mobil pengisian gas untuk transportasi milik PGN yang mulai beroperasi di Jakarta sejak 22 Juni 2013.

JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) mengadakan pertemuan khusus dengan Direksi PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk di Balaikota Jakarta pada Kamis, 20 Februari 2014.  Dalam kesempatan itu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) distributor gas ini menegaskan kembali komitmennya untuk mengembangkan gas kota di seluruh wilayah Ibukota.

Dalam pertemuan itu, Jokowi didampingi jajaran Pemerintah Daerah (Pemda) DK Jakarta, antara lain Kepala Dinas Perindustrian dan Energi, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Kepala Dinas Perumahan, Kepala Dinas Perhubungan, Kepala Dinas Tata Kota, Walikota Jakarta Utara, dan Badan Pengelola Keuangan Daerah. Sedangkan PGN diwakili langsung Direktur Utamanya, Hendi Prio Santoso, Direktur Pengusahaan Jobi Triananda Hasjim, serta Direktur Teknologi dan Pengembangan Djoko Saputro.

Gubernur Jokowi menggelar pertemuan itu untuk memastikan komitmen dan rencana PGN dalam mendukung program peningkatan penyaluran gas bumi ke DKI Jakarta. Ini adalah pertemuan lanjutan, dari dua kali kunjungan Jokowi ke PGN pada tahun lalu. Sebelumnya, PGN dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI sudah meneken Memorandum of Understanding (MoU) mengenai penyaluran gas bumi untuk transportasi dan perumahan (rumahtangga) di DKI Jakarta.

Dalam pertemuan itu, Hendi menjelaskan bahwa dari 60-an trader gas bumi yang ada di Indonesia, PGN adalah satu-satunya perusahaan yang membangun jaringan pipa gas untuk menyalurkan gas bumi di wilayah DKI Jakarta.

“Kita semua memahami bagaimana tantangannya membentangkan infrastruktur energi berupa pipa gas di tengah hiruk pikuknya kesibukan Jakarta, tapi kami tetap berkomitmen untuk terus membangun,” kata Hendi seusai bertemu Jokowi.

Pengembangan infrastruktur yang dilakukan PGN, kata Hendi, ditujukan untuk melayani seluruh lapisan konsumen, baik untuk rumahtangga, industri, usaha kecil seperti warung bakso, restoran maupun gas untuk transportasi. Saat ini, jumlah pelanggan PGN di DKI Jakarta sekitar 13.900 pelanggan. Dari jumlah itu, sekitar 13.500 di antaranya adalah pelanggan kecil dan rumah tangga.

“Untuk itu kami sangat berharap agar ada saling pengertian dari pelaku usaha gas lainnya untuk turut membangun infrastruktur gas di daerah yang belum ditangani PGN, agar pemanfaatan gas bumi dapat merata ke seluruh wilayah Indonesia” kata Hendi.

Hendi menuturkan, setiap harinya PGN mengalirkan gas ke wilayah DKI Jakarta sebanyak 95 juta kaki kubik atau setara 2,7 juta liter BBM (bahan bakar minyak) per hari. Ini juga berarti selama ini PGN turut membantu mengurangi kemacetan lalu lintas, karena kalau diangkut dengan truk tangki berkapasitas 10.000 liter, maka membutuhkan 270 truk tangki yang akan menambah padat jalanan di Jakarta.

Ia menambahkan, wilayah DKI adalah satu dari banyak wilayah di Indonesia yang mendapatkan aliran gas dari PGN. Saat ini PGN memiliki pipa sekitar 6.000 kilometer yang terbentang di Pulau Sumatera dan Jawa. Totalnya, PGN menyalurkan gas bumi untuk lebih dari 100.000 pelanggan.

“Dari jumlah itu lebih dari 98.000 pelanggan adalah rumah tangga dan komersial seperti warung bakso, pempek dan usaha kecil lainnya,” kata Hendi.

Tingkatkan Infrastruktur

Kepada Jokowi, Hendi juga menjelaskan kesiapan PGN untuk terus mengembangkan infrastruktur dalam rangka meningkatkan pertumbuhan penyaluran gas ke wilayah DKI Jakarta. “PGN berkomitmen menjadikan DKI Jakarta sebagai role model Kota Gas di Indonesia dalam percepatan konversi BBM ke gas bumi,” ujarnya. PGN, kata Hendi, menegaskan kembali komitmennya untuk mengembangkan infrastruktur gas bumi di DKI yang satu arah dengan rencana pengembangkan kota oleh Pemprov DKI.

Maka dari itu, imbuhnya, peningkatan infrastruktur gas sangat diperlukan untuk pemerataan penggunaan gas bumi di DKI Jakarta pada khususnya dan wilayah lain di Indonesia. Ini, kata Hendi dilakukan untuk mengurangi beban negara akibat impor BBM. Ketergantungan pada impor BBM itu telah menguras devisa negara yang membuat neraca perdagangan Indonesia defisit. Ketergantungan pada BBM impor itu juga menambah beban subsidi energi di APBN.

Hendi juga menyampaikan rencana PGN terkait penambahan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) selama 2014. Menurutnya, PGN siap untuk membangun 6 SPBG di wilayah DKI Jakarta. Selain itu juga menambah 2 Mobile Refuelling Unit/MRU atau SPBG berjalan. Ini akan menjadikan Jakarta memiliki 3 MRU. Ini adalah bagian dari 16 SPBG yang akan dibangun PGN pada tahun ini di berbagai kota di Indonesia.

Terkait dengan pengembangan jaringan ke rumah tangga di DKI, kata Hendi lagi, terdapat potensi penambahan jaringan gas baru sebesar 44.500 sambungan, yang bisa dikerjakan pada tahun ini dan tahun selanjutnya.

“Pekerjaan ini merupakan bagian dari Gerakan PGN Sayang Ibu. Dalam program ini PGN akan membangun jaringan gas baru untuk 1 juta pelanggan. Dan tahun ini menjadi awal dari Program itu,” pungkasnya.

(Abdul Hamid / duniaenergi@yahoo.co.id)