JAKARTA – Honeywell Indonesia, perusahaan industri perangkat lunak Fortune 100 yang memberikan solusi spesifik industri, mengklaim lebih dari 90% bahan bakar minyak (BBM) yang diproduksi PT Pertamina (Persero) di Indonesia menggunakan teknologi Honeywell UOP.

Roy Kosasih, Presiden Honeywell Indonesia, mengatakan sektor minyak dan gas (migas) di Indonesia adalah satu contoh transformasi industri 4.0 tengah berjalan dengan investasi untuk beragam solusi digital terus ditanamkan, agar meningkatkan produktivitas secara efektif dan efisien.

“Untuk teknologi bahan bakar, hampir 90% produksi Pertamina sudah memakai teknologi dari Honeywell,” kata Roy di Jakarta, baru-baru ini.

Presiden Joko Widodo, telah mengumumkan inisiatif negara untuk mengembangkan kemampuan Indonesia secara komprehensif melalui revolusi “Industry 4.0”, sehingga kelak ekonomi Indonesia bisa masuk 10 besar pada 2030. Sebuah studi dari Price Waterhouse Coopers menyebutkan GDP Indonesia pada tahun tersebut bisa menembus US$5,424 miliar.

Dalam 15 tahun kedepan Indonesia akan memasukin golden period berkat demographic bonus dimana jumlah populasi yang bekerja lebih banyak dari yang tidak.

Menurut Roy, Indonesia perlu meningkatkan lowongan kerja dan tentunya hal ini terkait dengan peningkatan di sektor manufaktur secara efektif dan efisien. Selain itu, diperlukan pula peningkatan pengetahuan dan pelatihan yang memadai karena di dunia digital ini, karyawan muda memerlukan keterampilan yang berbeda dari generasi sebelumnya.

Honeywell Process Solutions melalui teknologi Honeywell Connected Plant memungkinkan terwujudnya tujuan tersebut dengan menghadirkan solusi untuk mengatasi beragam tantangan industri serta meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan.

Teknologi yang dihadirkan Honeywell  dapat membantu para pemain industri untuk mentransformasi proses operasional secara digital hingga meningkatkan kinerja perusahaan.


Produk dan sistem Honeywell telah didistribusikan dan dipasang di Indonesia sejak 1974. Saat ini, Honeywell mempekerjakan lebih dari 900 karyawan di kota-kota di seluruh Indonesia termasuk Jakarta, Surabaya dan Batam.

“Kemajuan produktivitas yang dihasilkan melalui connected technology juga harus dilengkapi dengan infrastruktur keamanan cyber yang memadai bagi para produsen di Indonesia,” kata Roy.

Kejahatan cyber terus meningkat di wilayah Asia Pasifik dan tentunya Indonesia yang tengah memulai proses industry 4.0 juga harus siap menghadapi ancaman tersebut. Honeywell Industrial Cyber Security Solutions merupakan komponen penting untuk menjamin ekosistim teknologi informasi yang baik.

Menurut Roy, sebagaimana pentingnya digitalisasi, Honeywell juga harus memberikan perhatian yang sama untuk melindungi usaha  dari potensi kejahatan cyber agar bisnis dan tentunya negara senantiasa terlindungi dengan baik.

“Tentunya mewujudkan visi tersebut bukanlah hal yang mudah dan memerlukan keterlibatan banyak pihak,” kata Roy.(RA)