JAKARTA – PT Pertamina (Persero) akan memaksimalkan efisiensi di berbagai lini untuk bisa mendukung rencana pemerintah dalam upaya penurunan harga gas untuk Industri.

Dwi Soetjipto, Direktur Utama Pertamina, menyatakan efisiensi sesuai dengan arahan pemerintah akan dilakukan melalui evaluasi secara menyeluruh di sektor hulu, termasuk opsi untuk mencari sumber gas yang memiliki biaya produksi lebih murah.

“Kita mencari alternatif-alternatif source, sehingga dapat yang paling murah dari aspek upstream-nya. Kita melihat ada aspek depresiasinya, ada efisiensi di opex dan capex, untuk bisa cari alternatif source untuk upstream,” kata Dwi saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Rabu (9/11).

Menurut Dwi, pemerintah juga masih mengkaji kemungkinan untuk melakukan impor serta zonasi penyaluran gas. Dengan cara tersebut efisiensi, baik dari sisi ongkos produksi maupun biaya distribusi bisa ditekan.

“Nah ini yang masih terus didiskusikan, dari titik tertentu bisa dapatkan suplai dari yang lebih dekat dari titik itu. Tapi belum diambil kesimpulan, akan di-excersice lagi,” kata dia.

Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian, mengungkapkan dalam 10 hari ke depan akan ditentukan formulasi terbaru dalam penetapan harga gas. Tidak tertutup kemungkinan adanya perubahan regulasi dalam proses penyaluran gas dari sumber hingga ke konsumen.

“Kalau dari segi harga dari Perpres sudah jelas acuannya, tinggal kita melihat sektor per sektor, wilayah per wilayah,” kata Airlangga.

Dia berharap dengan adanya upaya ini maka industri tanah air bisa segera berbenah untuk mengejar ketinggalan guna menghasilkan produk yang lebih kompetitif. Penurunan harga gas diyakini akan memberikan multiplier effect yang cukup besar. “Karena ini terkait devisa, employment, dan terkait penciptaan pertumbuhan industri,” tandas Airlangga.(RI)