JAKARTA – Kepolisian diminta segera bertindak tegas atas kasus tindak premanisme yang terjadi di areal filling point Terminal BBM Teluk Kabung, Padang, Sumatera Barat pada Selasa (7/6).

Ferdinand Hutahaean, Direktur Eksekutif Energi Watch Indonesia, mengatakan terganggunya operasional Depo BBM yang disatroni preman masuk kategori mengancam dan mengganggu ketahanan nasional.

“Sesuai UU yang berlaku, objek vital nasional itu harus dilindungi 24 jam penuh, tidak boleh dibiarkan terganggu apalagi melukai pekerja di obvitnas tersebut,” tegas Ferdinand, Rabu (8/6).

Insiden bermula dari kontrol yang dilakukan Operation Head (OH) TBBM Teluk Kabung pada Selasa, pukul 13.00 WIB mendapati orang yang tidak dikenal dan tanpa identitas.

OH menegur dan menanyakan identitas dari orang tidak dikenal tersebut, namun yang bersangkutan tidak dapat menunjukkan identitasnya. OH kemudian memintanya untuk keluar dari area obvitnas, namun mendapatkan perlawanan sebelum berhasil diamankan oleh petugas sekuriti. Namun, sekitar pukul 13.15 WIB, sekumpulan orang tidak dikenal datang menyerbu filling shed dan menyerang  OH dan terjadi tindak penganiayaan.

Ferdinand mendesak agar pemerintah melalui Kapolri perlu ikut turun tangan menyelesaikan permasalahan tersebut. Apalagi jika ditemukan adanya unsur kelalaian petugas kepolisian di lapangan yang membiarkan kejadian ini terjadi.

Wianda Pusponegero, Vice President Corporate Communication Pertamina, mengatakan saat ini pengoperasian TBBM kembali dilanjutkan karena aparat memastikan pengamanan di TBBM Teluk Kabung sudah kondusif.

“Jam 11 penyaluran dari TBBM kabung sudah dimulai lagi” kata Wianda, Rabu (8/6).

Wianda menambahkan pelayanan BBM dan LPG di TBBM dan Depot LPG Teluk Kabung sudah kembali disalurkan setelah tim manajemen meyakinkan pekerja untuk dapat bekerja kembali dan aman untuk melayani masyarakat kembali.(RI)