KUTA – Pemerintah mematok tinggi target investasi untuk sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2018 dengan kenaikan lebih dari 50% dibanding realisasi investasi tahun lalu.

Tahun ini target investasi dipatok sebesar  US$46,16 miliar dibanding  realisasi investasi 2017 sebesar US$25,82 miliar. Bahkan target investasi 2018 juga jauh melebihi investasi dalam empat tahun terakhir. Pada 2016 realisasi investasi hanya mencapai US$ 29,74 miliar, 2015 sebesar US$ 31,39 miliar dan investasi 2014 mencapai US$ 32,8 miliar

Ignasius Jonan, Menteri ESDM, mengungkapkan investasi listrik masih menjadi penyumbang terbesar dalam target investasi tahun ini sebesar US$ 19,42 miliar. “Mayoritas listrik. Sisanya, hulu migas, sektor minerba dan lain-lain,” ungkap Jonan kepada Dunia Energi di Kuta, Bali, Kamis (11/1).

Untuk investasi migas tahun ini ditargetkan mencapai US$ 17,04 miliar dan minerba (mineral dan batu bara) sebesar US$ 7,31 miliar. Serta investasi di sektor energi baru terbarukan (EBT) sebesar US$ 2,39 miliar.

Menurut Jonan, investasi ketenagalistrikan akan banyak ditopang dari mulainya pembangunan berbagai pembangkit listrik.

“Kan banyak yang sudah mulai pembangkit listrik dibangun,” tukasnya.

Andy Noorsaman Sommeng, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, mengatakan  investasi pembangkit akan didominasi oleh pembangkit EBT.

“Kalau listrik pasti banyak di pembangkit investasinya. Selain itu, juga ada pembangunan jaringan transmisi oleh PLN,” kata Sommeng ketika dikonfirmasi.

Lebih Matang

Jonan mengatakan target investasi tahun ini dipatok jauh lebih besar dibanding tahun sebelumnya karena perencanaan untuk berbagai program pada yang disusun lebih matang. Berbeda dengan tahun lalu, target investasi disusun saat terjadi transisi kepemimpinan di Kementerian ESDM, sehingga perlu ada berbagai penyesuaian.

Pada 2016 terjadi tiga kali pergantian Menteri ESDM, pertama saat Sudirman Said digantikan Arcandra Tahar, dilanjutkan saat Arcandra digantikan Luhut Binsar Pandjaitan dan kemudian  Jonan menggantikan Luhut.

“Perencanaan 2016 yang rencanakan itu tiga menteri dan satu Plt menteri. Sama saja empat menteri dalam satu tahun. Pasti agak pusing mengaturnya. Kan perlu transisi orang baru harus menyesuaikan karena  kan tidak mungkin langsung,” ungkap dia.

Jonan berharap investasi ESDM tidak terimbas adanya pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara serentak tahun ini. Apalagi sudah ada himbauan dan kepastian dari pemimpin negara bahwa pelaksanaan Pilkada tidak akan menganggu kegiatan bisnis di tanah air.

“Mudah-mudahan tidak terganggu Pilkada. Pak Wapres jelaskan, semua partai politik koalisi macam-macam kan. Tapi jangan sampai ganggu aktivitas bisnis,” kata Jonan. (RI)