JAKARTA – Masyarakat Energi Thorium Indonesia (METHI) memprediksikan proyek pengembangan pembangkit listrik berkapasitas 35 gigawatt (GW) tidak akan tercapai tanpa kontribusi energi nuklir. Jika proyek 35 GW tidak tercapai, maka target kesejahteraan juga tidak akan tercapai.

Bob Sulaiman, Ketua METHI, menyayangkan Indonesia baru bisa mengejar Malaysia untuk rasio elektrifikasi, dalam jangka waktu 35 tahun.

“India mampu membangun 20 GW dalam waktu 20 tahun, kenapa Indonesia tidak bisa? Target RUEN 40 GW selama lima tahun loch. We need to rethink over masalah ini. Target RUEN tidak akan tercapai tanpa nuklir,” kata Bob di Jakarta.

Djarot Sulistio, Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), menekankan bahwa komitmen pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk menyusun roadmap pembangkit listrik tenaga nuklir (PTLN) harus didukung berbagai pihak.

Menurut dia, infrastruktur dasar dan sumber daya manusia yang tersedia di Indonesia sudah mencukupi untuk mengembangkan PLTN.

“Target energi baru terbarukan 23% pada 2025 bisakah tercapai tanpa nuklir? Ini catatan penting. Kalau keputusan go nuclear ditunda-tunda, saya yakin tidak tercapai,” tandas Djarot.(RA)