JAKARTA –  Terlepas dari penurunan pendapatan sebesar 40%, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) masih tetap mampu membukukan laba usaha sebesar US$120 juta dan laba bersih sebesar US$ 24,4 juta pada 2017.

Syailendra Bakrie, Deputy Chief Executive Officer Energi Mega, mengatakan penurunan  pendapatan terjadi karena perusahaan tidak lagi memiliki blok Offshore North West Java (ONWJ) dan blok Semberah di  2017.

“Pada saat yang bersamaan, perusahaan lebih memfokuskan aktivitasnya pada pemeliharaan sumur migas (minyak dan gas) yang lebih hemat biaya. Dibandingkan dengan kegiatan eksplorasi yang lebih berbiaya tinggi. Oleh karenanya, Energi Mega masih dapat membukukan laba usaha yang positif,” ujar Syailendra, Jumat (29/6).

Edoardus Windoe, Chief Financial Officer Energi Mega, menambahkan bahwa perusahaan telah menurunkan beban keuangan dan biaya bunganya sebesar 13% dari tahun sebelumnya sebagai dampak dari pelunasan pinjaman sepanjang 2017.

“Kami berharap dapat menurunkan pinjaman dan biaya bunga perusahaan lebih lanjut di tahun 2018 setelah selesainya transaksi konversi pinjaman menjadi modal di awal 2018,” kata Edoardus.(RA)