JAKARTA – PT Pertamina (Persero) mulai melanjutkan proses pembangunan Kilang Bontang. Namun Pertamina harus kehilangan satu anggota konsorsium yang menjadi partner pembangunan yaitu Cosmo Oil International Pte Ltd (COI) yang merupakan trading arm Cosmo Energy Group, perusahaan pengolahan minyak Jepang.

Ignatius Talulembang, Direktur Mega Proyek dan Petrokimia Pertamina, mengatakan keluarnya Cosmo dari konsursium adalah murni keputusan Overseas Oil and Gas LLC (OOG) yang merupakan leader konsorsium.

“Itu keputusannya OOG. Mereka yang memutuskan tidak melanjutkan proyek bersama Cosmo,” kata Talulembang ditemui disela konferensi pers di Kantor Pusat Pertamina, Senin (10/12).

Tidak seperti pembangunan kilang lainnya, Pertamina kali ini hanya mendapatkan porsi saham 10%. Namun Pertamina masih memiliki hak untuk meningkatkan saham kilang.

“Kami dapat golden share 10%. Kita juga akan menambah share sampai 30% kedepan dalam rangka memenuhi untuk kewajiban penugasan kita,” ungkap Talulembang.

Selain dari sisi finansial dengan dukungan pendanaan dari Pemerintah Oman, konsorsium OOG dan Cosmo juga memastikan supply minyak mentah (crude oil) untuk memasuk kebutuhan Kilang Bontang.

Framework Agreement sendiri baru saja ditandatangani oleh Pertamina dan OOG. Penetapan pemenang tender Kilang Bontang sebelumnya telah diumumkan Pertamina pada Januari silam.

Pertamina tidak diharuskan menyetorkan dana dalam pembentukan perusahaan patungan (joint venture/JV) yang akan menggarap pembangunan kilang dengan biaya investasi mencapai US$10 miliar tersebut.

Menurut Talulembang, setelah tahapan framework agreement Pertamina dan OOG akan langsung membahas sekaligus bernegosiasi secara paralel mengenai detail kontrak, termasuk persiapan feasibility study atau studi kelayakan.

“Studi sudah siap, termasuk keekonomian seperti apa. Kami juga paralel akan siapkan side development-nya, kemudian paralel akan didetailkan lagi produk yang dihasilkan,” tandas dia.(RI)