JAKARTA – Laba bersih PT Pertamina (Persero) 2017 turun 24%  dibanding pencapaian 2016 sebesar US$3,15 miliar. Kenaikan harga minyak dunia menjadi faktor penekan kinerja keuangan Pertamina.

Elia Massa Manik, Direktur Utama Pertamina, mengungkapkan pada laporan keuangan unaudited  pendapatan Pertamina 2017 naik 17% menjadi US$ 42,86 miliar dibanding tahun sebelumnya sebesar US$ 36,49 miliar.

Namun, kenaikan pendapatan tidak diikuti kenaikan laba bersih. Belum ada kebijakan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) penugasan jenis Premium dan Solar hingga awal 2018  berimbas pada penurunan laba bersih perusahaan Pertamina. Apalagi harga minyak mentah Indonesia (ICP) naik hingga level US$51,17 per barel dari asumsi yang hanya US$ 40,16 per barel.

“Laba bersih 2017 sebesar US$ 2,41 miliar, turun 24% dibanding 2016  sebesar US$ 3,15 miliar,” kata Massa disela rapat kerja Pertamina dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR Jakarta, Senin (29/1).

Laporan keuangan Pertamina  yang belum diaudit juga mencatat EBITDA 2017 turun 17% jika dibanding 2016.

“Pada tahun lalu realisasi EBITDA perusahaan hanya mencapai US$ 6,29 miliar, dibanding 2016 sebesar US$ 7,56 miliar,” kata Massa.(RI)