Pekerja di Tambang Emas Martabe yang 70 persennya direkrut dari 14 desa di lingkar tambang.

TAPANULI SELATAN – Setelah mampu melampaui target produksi di tiga bulan terakhir 2012, Tambang Emas Martabe berencana menggenjot kinerja, hingga dapat berproduksi dalam kapasitas penuh mulai kuartal kedua 2013.

Rencana ini diungkapkan Presiden Direktur G-Resources Martabe, Peter Albert. Ia memperkirakan, hingga akhir 2013 total produksi emas tambang itu akan  mencapai 250.000 ounces (oz) dan perak 2.200.000 oz.

“Estimasi biaya produksi diperkirakan mencapai 450 Dolar Amerika Serikat per oz emas,” ujar Peter pada Jumat, 1 Februari 2013.

Ia juga mengaku gembira, pada tiga bulan terakhir di 2012, produksi Tambang Emas Martabe mampu melebihi target. “Ini merupakan kerja tim yang amat membanggakan,” ujarnya.

Menurutnya, peningkatan kinerja menuju produksi penuh di Tambang Martabe, juga berlangsung baik. “Kami berencana mencapai target rata-rata beberapa minggu dari sekarang,” tandasnya.

Peter menambahkan, Martabe merupakan tambang emas besar terbaru di Indonesia dan Asia. Tambang yang dikelolanya itu, memiliki semua karakteristik untuk disebut sebagai tambang berskala dunia.

“Martabe berbiaya produksi rendah, dengan umur tambang yang panjang, serta dilengkapi dengan banyaknya titik lokasi eksplorasi di domain yang ramah tambang,” tuturnya.

Tambang Emas Martabe terletak di sisi barat pulau Sumatera, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, dengan luas wilayah 1.639 km2. Tambang ini beroperasi dibawah Kontrak Karya generasi keenam yang ditandatangani pada April 1997.

Tambang Emas Martabe kini memiliki sumberdaya 8,05 juta oz emas dan 77 juta oz perak, dengan kapasitas produksi per tahun 250.000 oz emas dan 2-3 juta oz perak berbiaya rendah. Dua ribu orang saat ini bekerja di tambang itu, yang 70 persennya direkrut dari masyarakat di 14 desa di lingkar tambang.

Pemegang saham Tambang Emas Martabe adalah G-Resources Group Ltd sebesar 95 persen, dan pemegang 5 persen saham lainnya adalah PT Artha Nugraha Agung, yang merupakan perusahaan patungan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

Saham PT Artha Nugraha Agung sebesar 70 persen dimiliki Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan 30 persen dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Sumatra Utara.

“Martabe akan menjadi standar acuan bagi G-Resources untuk menjalankan bisnisnya di Indonesia dan di wilayah lainnya, dan terus bertumbuh dengan tetap mengutamakan keselamatan kerja, kelestarian lingkungan, dan pengembangan komunitas,” pungkas Peter.

(Abraham Lagaligo/abrahamlagaligo@gmail.com)