Pengangkutan batubara untuk tujuan ekspor.

JAKARTA – Tambang batu bara dioperasikan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) memberikan kontribusi 25,96 juta ton terhadap volume penjualan batubara Banpu Plc, perusahaan tambang asal Thailand. Banpu mencatat volume penjualan 40,03 juta sepanjang 2016. Selain dari tambang di Indonesia, volume penjualan Banpu juga berasal dari tambang di Australia sebesar 13,2 juta ton. Untuk tambang di Thailand sendiri hanya memberi kontribusi 0,87 juta ton.

Banpu melalui Banpu Mineral (Singapore) Pte, Ltd tercatat menguasai 65,14 persen saham Indo Tambangraya. Sisanya, 31,9 persen saham dikuasai publik melalui PT Bursa Efek Indonesia.

Penjualan batubara Banpu di Indonesia berasal dari produksi tiga anak usaha Indo Tambangraya, yakni PT Bharinto Ekatama, PT Trubaindo Coal Mining dan PT Indominco Mandiri. Volume penjualan tahun lalu turun dibanding 2015 yang mencapai 27,76 juta ton.

Banpu mencatat pada kuartal IV 2016, volume penjualan Indo Tambangraya turun 5 persen dari yang direncanakan. Namun disisi lain, harga jual rata-rata (average selling price/ASP) batubara naik 22 persen dibanding kuartal sebelumnya menjadi US$62,9 per ton.

Laporan keuangan Indo Tambangraya yang dirilis akhir pekan lalu menyebutkan sepanjang tahun lalu perseroan embukukan pendapatan US$1,36 miliar, turun dibanding raihan 2015 yang mencapai US$1,58 miliar. Namun keberhasilan dalam menekan beban pokok dan beban penjualan, perseroan mencatat kenaikan laba bersih yang signifikan. Jika pada 2015, Indo Tambangraya membukukan laba bersih US$63,1 juta, maka pada tahun lalu naik menjadi US$130,7 juta.(AT)