JAKARTA – PT Freeport Indonesia, pengelola tambang Grasberg, Papua membukukan pendapatan US$2,36 miliar sepanjang sembilan bulan pertama 2016 atau relatif stabil dibanding periode yang sama 2015. Pendapatan anak usaha pendapatan Freeport McMoRan Inc, perusahaan tambang asal Amerika Serikat berasal dari penjualan emas dan tembaga.

Laporan keuangan FreeportMcMoRan, Selasa (25/10), menyebutkan penjualan tembaga dari tambaga Grasberg pada sembilan bulan tahun ini mencapai 702 juta pound, naik 27,8% dibanding periode yang sama 2015 sebesar 549 juta pound. Kenaikan volume penjualan berhasil mengompensasi penurunan rata-rata harga jual dari US$2,45 per pound pada sembilan bulan 2015 menjadi US$2,17 per pound. Peningkatan volume penjualan ikut mendorong kenaikan pendapatan dari komoditas tembaga menjadi US$1,52 miliar dibanding periode tahun sebelumnya sebesar US$1,34 miliar.

batas akhir penawaran divestasi Freeport pada 14 Januari 2016

Sementara itu, pendapatan dari komoditas emas turun menjadi US$843,67 juta dibanding sembilan bulan 2015 yang mencapai US$1,02 miliar. Penurunan pendapatan akibat turunnya volume penjualan emas dari 891 ribu ounce menjadi 653 ribu ounce. Kenaikan harga rata-rata emas dari US$1.149 per ounce menjadi US$1.292 per ounce tidak cukup mengompensasi penurunan volume penjualan.

Manajemen Freeport menyebutkan, volume penjualan yang lebih rendah pada kuartal III dibanding estimasi sebelumnya disebabkan rendahnya rasio penambangan yang berpengaruh terhadap akses untuk mendapat bijih berkadar tinggi. Hal itu juga dipicu penangguhan produksi ke depan yang timbul akibat masalah produktivitas tenaga kerja dan penghentian operasional 10 hari yang dimulai pada akhir September.

Freeport menargetkan volume penjualan tembaga sepanjang 2016 akan mencapai 1,2 miliar pound dan 1,24 juta ounce emas.  Target volume penjualan tembaga meningkat dibanding tahun lalu sebesar 744 juta pound. Untuk emas relatif stabil dibanding tahun lalu 1,2 juta ounce.(AT)