JAKARTA – Kabar baik bagi konsumen. Solar akan tetap disubsidi pada tahun depan. Nilainya seribu per liter. Kementerian ESDM dan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyepakati besaran subsidi tersebut dalam rapat yang digelar di Gedung DPR, Kamis (17/9).

“Disetujui subsidi solar sebesar Rp 1.000/liter,” kata Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika.

Menteri ESDM Sudirman Said menyatakan bahwa sebenarnya ingin menghapus saja subsidi BBM. Namun, pihaknya mempertahankan subsidi sebesar Rp 1.000/liter karena UU Energi melarang harga energi diserahkan pada mekanisme pasar. “Kalau saya ditanya, lebih baik subsidi itu dihapus. Rp 1.000/liter bisa dipertahankan,” ucapnya.

Meski subsidi, volume solar subsidi dikurangi 1 juta kiloliter (KL) menjadi hanya 16 juta KL tahun depan. Dengan demikian, maka total dana yang akan dialokasikan untuk subsidi solar dalam Rancangan APBN 2016 mencapai Rp16 triliun.

Sudirman menyatakan bahwa pengurangan volume solar bersubsidi ini sejalan dengan kebijakan pemerintahan Jokowi-JK yang ingin mengalihkan subsidi BBM secara bertahap ke sektor-sektor produktif. “Dari tahun ke tahun subsidi makin berkurang, kita geser ke sektor-sektor yang lebih produktif,” katanya.

Ke depan, tutur Sudirman, pemerintah akan semakin menyempurnakan skema subsidi BBM, dari saat ini terbuka menjadi tertutup. Dengan begitu subsidi tepat sasaran pada masyarakat yang memang tidak mampu, penyelewengan BBM subsidi juga bisa dikurangi. “Kalau pun ada subsidi (BBM), sebaiknya bukan dengan harga yang berbeda,” ucapnya.

Agar konsumsi solar subsidi dapat dijaga di 16 juta KL, Sudirman menyatakan akan melakukan berbagai upaya, misalnya dengan program konversi BBM ke BBG dan mandatori biodiesel. “Ada pembangunan SPBG, biofuel bulan-bulan ini bisa mulai berjalan,” tutupnya.(LH)