supramu santosa

Presiden Direktur & CEO PT Supreme Energy, Supramu Santosa.

SOLOK SELATAN – Dalam melakukan eksplorasi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Liki Pinawangan Muaralaboh, Solok Selatan, Sumatera Barat, PT Supreme Energy tidak sendiri. Perusahaan swasta nasional ini menggandeng dua perusahaan besar asal Perancis dan Jepang.

Dua perusahaan yang digandeng Supreme Energy adalah International Power- GDF Suez dan Sumitomo Corporation. Ketiganya mendirikan konsorsium PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) untuk melaksanakan eksplorasi dan pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) berkapasitas 220 Megawatt (MW).

International Power – GDF Suez merupakan salah satu perusahaan utilitas yang terbesar di dunia yang memiliki induk perusahaan di Perancis. Total kapasitas pembangkit  yang dimilikinya mencapai 100.000 MW, yang tersebar di seluruh dunia.

Presiden Direktur & CEO Supreme Energy, Supramu Santosa mengungkapkan, International Power – GDF Suez memiliki pengalaman yang sangat luas dalam pembangunan proyek infrastruktur energi, dalam hal konstruksi dan pengoperasian pembangkit-pembangit listrik, serta dalam hal pembiayaannya.

Sedangkan Sumitomo Corporation merupakan salah satu perusahaan EPC (Engineering, Procurement, Construction)   PLTA, PLTU, PLTP terkemuka, dengan pengalaman EPC mencapai 47.000 MW.

Sumitomo memiliki pembangkit dengan total kapasitas sebesar 5.000 MW dan telah memiliki pengalaman yang sangat luas dalam pembangunan proyek PLTP, khususnya di Indonesia, serta  memiliki pengalaman dalam hal pembiayaan pembangunan pembangkit.

PT Supreme Energy sendiri merupakan perusahaan energi milik swasta nasional, yang didirikan pada akhir 2007. Menurut Supramu, Supreme Energy telah memulai kegiatan survei pendahuluan panas bumi sejak awal 2008, dengan ditetapkannya penugasan survei pendahuluan di empat wilayah panas bumi di Indonesia. Selain di Muaralaboh, perusahaan ini juga sedang melakukan eksploitasi panas bumi di Rajabasa, Lampung.

Sebelum kegiatan pemboran eksplorasi WKP Liki Pinawangan Muaralaboh dimulai pada Jumat, 21 September 2012, PT Supreme Energy Muara Laboh sudah melakukan survey pendahuluan serta studi yang sangat komprehensif, disusul dengan pembangunan infrastruktur jalan dan pembangunan lokasi sumur yang diperlukan.

Supramu mengatakan, jika pemboran eksplorasi ini sukses seperti yang diharapkan, akan dikuti dengan studi kelayakan, rekayasa, desain dan tender untuk pembangunan fasilitas produksi dan pembangkit listrik,  serta pemboran sumur-sumur produksi.

Pembangunan tersebut, lanjut Supramu, diharapkan dapat dimulai pada awal 2014 dan diselesaikan pada 2016. Listrik yang dihasilkan oleh PLTP Muaralaboh ini akan disalurkan kepada PT PLN (Persero) berdasarkan kontrak jual beli listrik selama 30 tahun.

Ia menambahkan, proyek PLTP Muaralaboh merupakan Proyek Nasional, dan termasuk kedalam Program Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik 10.000 MW Tahap II berdasarkan Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2010 jo Perpres no 48 tahun 2011. (Abdul Hamid/duniaenergi@yahoo.co.id)