Dari kiri ke kanan: Mr Chen Fu, Nur Pamudji, H.M. Nurdin Abdullah, Yunus Kadir, dan Warsito Hans Tanudjaya, saat menandatangani MoU rencana pasokan listrik untuk kebutuhan industri smelter mineral di Bantaeng, Sabtu, 22 Juni 2013.

Dari kiri ke kanan: Mr Chen Fu, Nur Pamudji, H.M. Nurdin Abdullah, Yunus Kadir, dan Warsito Hans Tanudjaya, saat menandatangani MoU rencana pasokan listrik untuk kebutuhan industri smelter mineral di Bantaeng, Sabtu, 22 Juni 2013.

BANTAENG – Provinsi Sulawesi Selatan khususnya Kabupaten Bantaeng, dinilai sebagai daerah yang paling tepat untuk menjadi tujuan investasi pembangunan smelter mineral, terutama untuk komoditi nikel. Selain dekat dengan bahan baku, pemerintah daerah (pemda) setempat juga sangat terbuka, untuk memberikan kemudahan perizinan serta pengadaan infrastruktur penunjang.

Penilaian itu diungkapkan Direktur Utama PT Titan Mineral Utama, Warsito Hans Tanudjaya, yang merasa sangat terbantu atas kemudahan yang diberikan oleh Bupati Bantaeng dan jajarannya, dalam menanamkan investasi pembangunan smelter pengolahan nikel.  

Kemudahan yang diberikan Bupati dan jajarannya, kata Warsito, mulai dari perizinan, hingga membantu proses kepastian menghadirkan pasokan listrik dari PT PLN (Persero). “Ini yang membuat kami tertarik membangun smelter di Bantaeng,” ujarnya akhir pekan lalu di Bantaeng.  

Selain itu, lanjut Warsito, penempatan lokasi smelter nikel di Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten Bantaeng, mendekatkan dengan bahan baku. Dimana Sulawesi Selatan sangat kaya akan sumber daya nikel, dan Titan Mineral Utama sendiri sudah mengoperasikan pertambangan nikel di sana.

PT Titan Mineral Utama sendiri, telah mendapatkan jaminan pasokan listrik dari PLN sebesar 60 Megawatt (MW) untuk smelter nikel yang akan dibangunnya di Bantaeng. Selain Titan Mineral, dua investor smelter nikel lainnya juga mendapatkan jaminan yang sama. Yakni PT Cinta Jaya sebesar 35 MW, dan PT Cheng Feng Mining sebesar 39 MW. Keduanya juga akan membangun smelter di Bantaeng.

Kesiapan PLN untuk memasok listrik bagi industri pengolahan mineral di Banteng ini, diwujudkan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara PLN dan Pemda Bantaeng, dan para investor.

Hadir dalam penandatanganan MoU yang berlangsung di Bantaeng, Sabru, 22 Juni 2013 itu, Direktur Utama PLN Nur Pamudji,  Bupati Bantaeng H.M. Nurdin Abdullah, Direktur Utama PT Titan Mineral Utama Warsito Hans Tanudjaya, Direktur Utama PT Cinta Jaya H.M. Yunus Kadir, dan Direktur Utama PT Cheng Feng Mining, Mr. Chen Fu.

Nur Pamudji mengatakan, PLN siap memasok listrik untuk menunjang operasional smelter tiga perusahaan itu, sebesar 134 MW. Sebelumnya, PLN dan Pemda Bantaeng juga telah meneken MoU, untuk pasokan listrik bagi smelter yang akan dibangun PT Bhakti Bumi Sulawesi (120 MW), PT Earstone Mining and Mineral Mining (70 MW), dan PT Macro Link Internasional Mining (300 MW).

Khusus untuk PT Bhakti Bumi Sulawesi, sudah masuk tahap penandatanganan Perjanjian Kerjasama Penyaluran Tenaga Listrik (PKS). Perjanjian kerjasama itu pun ditandatangi pada 22 Juni 2013, untuk pemenuhan kebutuhan tahap I sebesar 30 MW.

Kepala Daerah Responsif

Pada kesempatan usai penandatangan MoU dan perjanjian, Nur Pamudji juga mengungkapkan penilaian senada dengan Warsito. Menurutnya Bantaeng sangat tepat menjadi tujuan investasi pembangunan smelter, karena bupatinya sangat aktif dan responsif mendukung kebutuhan investor.

“Bupati Bantaeng adalah salah satu contoh kepala daerah yang sangat aktif dan responsif, dalam mendukung tumbuhnya iklim investasi, karena benar-benar mengambil posisi melayani ketimbang dilayani. Sehingga para investor menjadi lebih mudah melakukan proses investasi, dan tertarik menanamkan modalnya untuk membangun smelter,” ungkap Nur Pamudji.  

Sikap positif kepala daerah ini, ujarnya, tentu didukung pula oleh pasokan listrik yang memang memadai. Seperti diungkapkan General Manager PLN Sulawesi Selatan – Tenggara – Barat (Sulselrabar) Yudi Winardi Widjaja, hingga Mei 2013 daya mampu sistem kelistrikan Sulawesi Selatan mencapai 1.108 MW, dengan beban pemakaian listrik rata-rata mencapai 833 MW.

“Saat ini, di sistem kelistrikan Sulawesi Selatan, terdapat cadangan daya listrik sekitar 275 MW, atau 33% dari total daya mampu pembangkit yang ada, yaitu 1.108 MW. Sedangkan bebannya hanya mencapai 833 MW. Oleh karena itu, PLN siap memasok kebutuhan listrik untuk kebutuhan smelter di Bantaeng,” jelas Yudi Winardi Widjaja.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Bantaeng, H.M. Nurdin Abdullah mengatakan, pihaknya memandang penting kepastian pasokan listrik untuk menghadirkan investor, dalam memajukan pembangunan di Bantaeng.

Menurutnya, semua investor yang akan melakukan investasi di Sulawesi Selatan terutama di Bantaeng, sangat membutuhkan kepastian dukungan pasokan listrik, termasuk untuk pembangunan smelter pengolahan bijih nikel.

“Oleh karena itu, kami berterima kasih secara khusus kepada Bapak Nur Pamudji, selaku Direktur Utama PLN dan juga PLN secara umum, atas komitmen dan kesiapan PLN untuk menyediakan listrik kepada investor yang akan membangun smelter di Bantaeng,” ungkap Nurdin Abdullah.

(Iksan Tejo / duniaenergi@yahoo.co.id)