JAKARTA– Sukowati Field menjadi kontributor terbesar produksi minyak Pertamina EP (PEP) Asset 4, unit bisnis PT Pertamina EP, kontaktor kontrak kerja sama di bawah supervisi dan koordinasi SKK Migas sepanjang semester I 2018. Total produksi minyak PEP Asset 4 pada periode Januari-Juni 2018 sebesar 13.728 barel per hari (bph) atai 97,96% dari target perusahaan. Dari jumlah itu, 6.785 bph di antaranya berasal dari Sukowati Field di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

“Produksi minyak dari Sukowati Field sepanjang semester I 2018 mencapai 107,17% dari target,” ujar Agus Amperianto, General Manager Pertamina EP Asset 4 saat dihubungi Dunia Energi dari Jakarta, Kamis (12/7).

Agus Amperianto, GM Pertamina EP Asset 4. (Foto: Dudi Rahman)

Menurut Agus, pencapaian produksi minyak Sukowati Field patut diapresiasi. Apalagi, Sukowati Field baru masuk ke dalam PEP Asset 4 beberapa bulan lalu setelah lapangan unitisasi Sukowati habis kontraknya pada 28 Februari 2018. Pemerintah kemudian mengalihkan pengelolaan lapangan tersebut dari JOB PPEJ kepada Pertamina EP.

Produksi lapangan Sukowati sebelum terminasi 20 Mei tercatat 6.598 barel per hari. Setelah PEP mengambilalih pengelolaan dari JOB PPEJ hingga akhir Juni 2018 sebesar 7.424 barel per hari. Padahal, lapangan Sukowati pernah mencapai lebih dari 40 ribu barel per hari. Sayang, di bawah pengelolaan JOB PPEJ, produksi minyak Sukowati terus terjun bebas. “Pascaterminasi, kami berhasil menghidupkan kembali sumur-sumur yang mati akibat permasalahan pada sumur-sumur di Sukowati” ungkap Agus.

Heri Aminanto, Sukowati Field Manager, mengatakan peningkatan produksi lapangan Sukowati karena manajemen telah menyetujui penambahan jumlah rig untuk melaksanakan program kerja yang telah disusun sehingga total menjadi tiga rig yang bekerja di Sukowati Field. Harapannya adalah program kerja dapat dilaksanakan dengan lebih cepat dari target awal.

“Kami saat ini mengkaji subsurface untuk melakukan aplikasi teknologi baru menggunakan nitrogen pada sejumlah sumur yang diharapkan mendapatkan total tambahan produksi sekitar 450 barel per hari”, ujar Heri.

Sukowati Field saat ini mengkaji pemasangan gas compressor untuk sumur-sumur yang menggunakan gas lift sebagai booster untuk menaikan tekanan gas injeksi. “Kami berharap hasilnya mendapatkan total tambahan produksi sebesar 225 barel per  hari,” tambah Heri.

Di luar kegiatan itu, Sukowati Field juga akan mengaktifkan kembali sumur-sumur mati  dengan perkiraan 400 barel per hari dan work over pada lima sumur dengan estimasi total 500 barel per hari serta stimulasi/pengasaman pada tujuh sumur dengan total perkiraan 350 barel per hari.

Program paling strategis dari Field Sukowati adalah melakukan kajian di fasilitas produksi antara lain pemasangan Early Production Facility (EPF) di Sukowati PAD A & B untuk sumur natural flowing yang diharapkan mendapatkan 400 barel per hari dan menghemat tekanan reservoir sehingga memperpanjang usia sumur. Selain itu, Sukowati Field juga akan mengkaji EOR C02 Injeksi terkait adanya produksi C02 di Lapangan Jambaran-Tiung Biru.

Sukowati Field adalah satu di antara lima field dibawah supervisi PEP Asset 4. Empat field lain adalah Poleng Field, Cepu Field, Donggi-Matindok Field, dan Papua Field.

Tingkatkan Produksi

Agus Amperianto mengatakan, sepanjang semester I 2018, PEP Asset 4 mencatatkan produksi gas gas sebesar 174,87 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Pencapaian produksi ini adalah 110,03% dari proyeksi perusahaan sepanjang 2018 berkat program kerja dapat berjalan dengan baik, kerjasama yang solid di internal PEP Asset 4 serta dukungan dari berbagai pemangku kepentingan.

“Kontribusi gas terbesar berasal dari Field Donggi Matindok di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah sebesar 95,13 MMSCFD,” ujarnya.

Pada semester II 2018,  PEP Asset 4 memproyeksikan produksi minyak sebesar 13.980 barel per hari dan gas 171 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Untuk mencapai target tersebut, berbagai langkah disiapkan oleh  PEP Asset 4, antara lain pengeboran  sumur serta reparasi sumur lainnya di Field Cepu.

Sementara untuk Field Poleng, menurut Agus, ada beberapa kegiatan di semester II 2018 yang disiapkan, antara lain menjaga kestabilan tekanan sumur serta pemasangan subsea pipeline untuk mengaktivasi sumur-sumur BW Platform.

Adapun Field Donggi Matindok, PEP Asset 4 berencana membangun fasilitas pendukung di CPP Donggi dan memasang future facilities untuk penanganan kondensat berlebih oleh MGDP dan untuk mengoptimalkan CPP Matindok. “Field Donggi Matindok juga akan melakukan stimulasi terhadap dua sumur,” katanya.

Khusus untuk Field Papua, Agus menegaskan, pada semester II tahun 2018 ada usulan untuk pengiriman minyak mentah Salawati langsung ke Refinery Unit 7, Kasim. Hal tersebut akan mengurangi biaya sharing fasilitas, mengurangi losses, serta mempercepat minyak menjadi revenue. Selain itu, di Field Papua juga mempunyai potensi sumur eksplorasi KUW-1 sebagai alternatif sumber gas untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Klamono atau dijual ke pihak luar. (DR)