JAKARTA – Subsidi listrik tahun depan seharusnya tidak naik atau tidak naik signifikan seiring penertiban sasaran subsidi yang telah dilakukan pemerintah. Apalagi jumlah pelanggan rumah tangga yang berhak mendapatkan subsidi juga tidak bertambah signifikan.

“Harusnya kalaupun naik juga tidak signifikan, perkiraan saya masih dibawah Rp 50 triliun subsidinya,” kata Fabby Tumiwa, Direktur Eksektutif Institute for Essential Services Reform (IESR) kepada Dunia Energi, Rabu (14/6).

Menurut Fabby, faktor lain yang memungkinkan tidak adanya pembengkakan subsidi listrik untuk tahun depan adalah komitmen pemerintah untuk menekan biaya produksi listrik setiap tahun.

“Biaya produksi listrik PLN juga seharusnya turun. Jadi seharusnya subsidi pemerintah tidak meningkat drastis,” kata dia.

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan peningkatan subsidi listrik untuk 2018. Dalam asumsi makro Rancangan Anggaran Pendatapan Belanja Negara (RAPBN) 2018 subsidi listrik diproyeksikan meningkat antara Rp 5 triliun–Rp 10 triliun dari alokasi subsidi pada tahun ini sebesar Rp 44,98 triliun.

“Tahun depan tidak banyak berubah hanya ada peningkatan untuk listrik antara Rp 52,66 triliun–Rp 56,67 triliun,” kata Ignasius Jonan, Menteri ESDM kepada Komisi VII DPR, Selasa (13/6).

Menurut Jonan, kenaikan alokasi subsidi listrik diprediksi dengan mempertimbangkan pergerakan harga minyak Indonesia (Indonesia crude price/ICP) yang diperkirakan akan bergerak di level US$ 40–US$ 60 per barel. “Termasuk berdasarkan asumsi nilai tukar rupiah dikisaran Rp 13.500–Rp 13.800 per dolar AS,” kata dia.

Andy Noorsaman Soommeng, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, mengatakan selain dipengaruhi ICP dan nilai tukar rupiah, jumlah pelanggan juga jadi bahan perhitungan.

Untuk 2018 akan ada sekitar 1,7 juta pelanggan baru 450 VoltAmpere (VA) yang mendapatkan subsidi. Serta peralihan dari pelanggan 450 VA ke 900 VA yang termasuk golongan subsidi yang saat ini baru tercatat sekitar empat juta pelanggan setelah dilakukan penyisiran.

“Ternyata ada migrasi 450 VA ke 900 VA angkanya kurang lebih dua juta. Jadi 900 VA itu mencapai enam juta yang disubsidi pelanggan 450 VA juga akan bertambah. Itu jadi akan ada penambahan pelanggan,” ungkap dia.

Menurut Soommeng, jika dicermati lebih lanjut tidak ada pencabutan atau pengurangan jumlah subsidi listrik kepada masyarakat karena yang terjadi pemerintah melakukan penataan ulang terhadap mana saja yang mendapatkan subsidi.
Pemerintah menargetkan jumlah pasti masyarakat yang akan mendapatkan subsidi bisa diketahui pada Oktober 2017.

“Tidak ada pengurangan subsidi hanya menertibkan saja. Sekarang baru 70% angka yang kita dapatkan. Oktober selesai data-data akhir Oktober dipakai untuk 2018,” kata dia.(RI)