JAKARTA – Program Studi Teknik Perminyakan tercatat sebagai program paling favorit dibanding program studi lain yang ditawarkan Universitas Pertamina. Hal ini ditunjukkan dalam saringan ujian masuk tahap pertama dan kedua.

“Peminat Program Studi Teknik Perminyakan pada periode saringan ujian masuk tahap pertama April lalu sebanyak 348 orang,” kata Ichsan Setya Putra, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Pertamina, Jumat (3/6).

Sebanyak 1.300 peserta mengikuti ujian saringan masuk tahap pertama Universitas Pertamina.

Ichsan menambahkan peminat program studi teknik perminyakan pada saringan ujian masuk tahap II yang digelar Juni ini lebih dari 900 orang.

“Sementara jumlah peserta ujian masuk periode Juni 2016 yang telah mendaftar melebihi 6.000 orang dan yang telah menuntaskan pendaftaran melebihi 3.000 orang,” tuturnya dalam keterangan tertulisnya.

Ichsan menegaskan selain Teknik Perminyakan, Universitas Pertamina memiliki program studi unggulan seperti Teknik Geologi, Teknik Kimia, dan Manajemen. Menurutnya, para calon mahasiswa juga memiliki opsi lain untuk memilih program studi teknik maupun nonteknik.

Universitas Pertamina yang berlokasi di kawasan Simprug, Jakarta Selatan tercatat memiliki enam fakultas dengan 15 program studi. Baik fakultas teknik maupun nonteknik semuanya difokuskan pada konteks pengembangan pengetahuan dan riset bidang bisnis dan teknologi energi.

Universitas Pertamina pada tahun ajaran pertama menerima sekitar 1.000 mahasiswa baru. Pada 4 Juni ini akan dilakukan ujian masuk tahap kedua di empat kota yakni Medan, Makassar, Yogyakarta dan Bandung. Sementara pada 5 Juni di empat kota masing-masing Balikpapan, Surabaya, Jakarta dan Palembang.

Ali Ahmudi, pengamat energi mengatakan kehadiran Universitas Pertamina perlu diapresiasi.  Apalagi ke depan  sektor energi, khususnya industri migas, semakin menantang dan tingkat risiko tinggi.

“Universitas Pertamina pastinya memiliki tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan SDM dalam pengembangan sumber daya energi, termasuk energi baru terbarukan (EBT),” kata Ali.(AT)