JAKARTA – Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menargetkan pra feasibility study (FS) pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan Timur rampung tahun ini.

Djarot Sulistio, Kepala BATAN, mengatakan pra FS dilakukan sebagai langkah awal apabila kelak NTB maupun Kaltim akan membangun PLTN atau fasilitas nuklir.

“Khusus NTB atas permintaan Pak Kurtubi (DPR), bukan inisiatif kami. Tahun ini BATAN juga akan menyelesaikan detail design reaktor daya eksperimental,” kata Djarot, Selasa (10/7)

Menurut Djarot, selama proses pra FS akan menggunakan data sekunder, secara makro apakah lokasi layak atau tidak secara teknologi. Apabila hasilnya sesuai yang ditargetkan, maka bisa ditindaklanjuti dengan FS. Nantinya, FS harus menggunakan data primer, artinya kalau perlu  dilakukan pengeboran di lepas pantai untuk mendapatkan data sendiri.

Dia belum dapat memberikan penjelasan mengenai potensi kapasitas PLTN yang akan dibangun di NTB maupun di Kaltim, termasuk biaya investasi yang diperlukan.

Peta jalan energi nuklir telah disetujui Presiden Joko Widodo dalam rapat paripurna ke tiga Dewan Energi Nasional (DEN). Saat ini DEN tengah menyusun peta jalan (roadmap) energi nuklir.  Roadmap pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir telah ditetapkan dalam Rancangan Umum Energi Nasional (RUEN) hingga 2050.

“Karena belum ada hasilnya, maka saya tidak bisa mendahului kesimpulan. Yang juga penting diukur adakah dukungan masyarakat m setempat. Dan itu belum dilakukan,” kata Djarot.(RI)