JAKARTA-

 

Sesuai dengan komitmen Pertamina untuk mendorong diversifikasi pemakaian BBM ke BBG,  BUMN energi ini mulai mengoperasikan SPBG COCO  (Company Owned, Company Operated) di kawasan Daan Mogot. COCO adalah sebutan untuk Statsiun Pengisian  Bahan Bakar yang dimiliki dan dioperasikan sendiri oleh Pertamina.  Investasi yang dikeluarkan  Pertamina untuk membangun SPBG dengan total kapasitas 1 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau setara dengan 30.000 lsp per hari ini ini sebesar $ 3,7 juta dollar

 

Ditengah tekanan subsidi yang angkanya terus membumbung, pengalihan BBM  ke BBG untuk transportasi  menjadi sebuah keniscayaan. Subsidi energi tahun  ini diperkirakan  mencapai Rp 312 triliun atau menyedot hampir sepertiga APBN yang bilainya sekitar 1.000 triliun lebih.   Harga  BBG  dikalkulasi jauh lebih murah dibandingkan BBM. Jika dihargai harga seperti BBM subsidi pun , BBG sudah mencapai keekonomian.

 

Karena strategisnya program ini, Pemerintah menugaskan Pertamina melalui Peraturan Presiden No.64 Tahun 2012 sebagai pelaksana penyediaan dan pendistribusian bahan bakar CNG pada tahun 2012 dan 2013.  Selain harganya lebih murah dibandingkan BBM, bahan bakar gas juga lebih ramah lingkungan

 

Pengoperasian SPBG Coco Daan Mogot ditandai dengan pengisian perdana bahan bakar ramah lingkungan tersebut oleh Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan pada bus Trans Jakarta, Senin malam (10/12). Pembangunan SPBG Coco ini diharapkan dapat menjadi SPBG percontohan dalam pembangunan infrastruktur CNG lainnya yang akan dibangun menggunakan APBN.

 

“Saya harap SPBG ini dapat memberikan pelayanan secara maksimal kepada untuk memenuhi kebutuhan BBG untuk bus transjakarta, angkot, taksi, bajaj, dan kendaraan pribadi,” tutur Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan.

 

Dalam kesempatan yang sama, Pertamina meluncurkan brand baru untuk Bahan Bakar Gas dengan nama ‘Pertamina Envogas’. Penggunaan brand baru tersebut  merupakan  aktualisasi semangat Pertamina untuk terus berinovasi dalam memenuhi kebutuhan energi masyarakat sehingga dapat memberi manfaat secara optimal sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan.

 

Keputusan penggunaan merek Pertamina Envogas sangat penting mengingat penggunaan nama ‘BBG’ sebagai merek memunculkan banyak kebingungan karena memiliki kerancuan dengan akronim salah satu jenis bahan bakar, yaitu ‘Bahan Bakar Gas’ yang memiliki beberapa kategori lagi dengan merek ‘BBG’ menjadi salah satu diantaranya.

 

Pemerintah bersama Pertamina telah memperkenalkan bahan bakar jenis tersebut pada tahun 1986 dan kemudian diintensifkan melalui program ‘Langit Biru’ di tahun 1992.  Di era reformasi muncul merek  ‘BBG’, yang kini diganti menjadi ‘Pertamina Envogas’

(*/HT)