Lapangan migas Blok Cepu.

BOJONEGORO – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pada Selasa, 30 April 2013 meresmikan dua proyek di Jawa Timur (Jatim) dan Kalimantan Timur (Kaltim) guna mendorong peningkatan produksi serta pengembangan dan pemanfaatan energi unkonvensional.

Dua proyek yang diresmikan itu adalah dimulainya pengeboran 42 sumur di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Bojonegoro, Jatim yang dikelola Mobil Cepu Ltd, dan pengaliran gas metana batubara (Coal Bed Methane/CBM) untuk pembangkit listrik dari Lapangan yang dikelola VICO di Kaltim.

Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini menerangkan, pada Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu akan dibor 42 sumur dengan dincian 29 sumur produksi dan 13 sumur injeksi. Dengan tahapan ini, produksi puncak Blok Cepu sebesar 165.000 barel minyak per hari diperkirakan akan dapat dicapai pada akhir 2014.

“Tahap pertama dibor delapan sumur baru di tapak (well pad) B,” kata Rudi usai peresmian proyek itu di Bojonegoro, Selasa, 30 April 2013. Hadir dalam kesempatan itu Direktur Hulu Pertamina, M. Husen, Direktur Utama Pertamina EP Cepu, Amril Thaib, Asisten Perekonomian Kabupaten Bojonegoro, Nono Purwanto, dan Vice President Public and Government Affairs, Mobil Cepu Ltd., Erwin Maryoto.

Rudi menjelaskan, setelah pengeboran delapan sumur baru di well pad B, secara berurutan akan dibor sumur baru di well pad C dan penambahan sumur di well pad A. Sebanyak 42 sumur tersebut akan dibor menggunakan dua rig (tipe skidding rig) yang dibangun dan dioperasikan perusahaan nasional.

“Ini membanggakan, karena putra putri Indonesia sudah bisa membangun rig berteknologi baru dan cukup canggih. Mudah-mudahan produksi minyak awal (first oil) sebesar 90.000 ribu barel per hari dapat dicapai Agustus 2014,” ujarnya.

Jumlah tersebut, lanjutnya, sudah termasuk produksi dari Gas Oil Separation Plant (GOSP) yang saat ini sudah berproduksi sekitar 26.000-28.000 barel per hari.  Kemudian, secara bertahap selama tiga bulan, produksi akan meningkat hingga produksi puncak sebesar 165.000 barel per hari.

 Artinya, paling cepat November 2014 produksi puncak dapat tercapai. “Produksi puncak tersebut akan tertahan selama lebih dari 3 tahun,” kata Rudi.

SKK Migas pun meminta kepada semua pihak, terutama Mobil Cepu Ltd dan Kontraktor EPC proyek itu, untuk bekerjasama dalam menyelesaikan proyek sesuai dengan komitmen yang tercantum dalam kontrak. Mengingat proyek ini penting dan strategis untuk ketahanan negara dalam bidang energi.

Harus Memenuhi Syarat

Apabila proyek ini dapat berjalan seperti yang direncanakan, sambungnya, Lapangan Banyu Urip dapat memberikan kontribusi produksi minyak sekitar 16,5 persen dari target produksi minyak nasional pada akhir 2014. Angka ini sangat berarti bagi pendapatan negara. “Oleh karena itu, proyek Banyu Urip harus dapat terlaksana sesuai dengan sasaran proyek,” tandasnya.

Ia pun berpesan, semua proyek hulu migas khususnya pada Lapangan Banyu Urip harus memenuhi syarat. “Syaratnya, sesuai dengan waktu, mutu, biaya, taat terhadap semua peraturan, serta dilaksanakan dengan aman dan selamat,” jelasnya.

Rudi mengaku mengapresiasi pemerintah daerah, masyarakat, dan instansi terkait yang telah mendukung penuh proyek strategis ini. Misalnya dalam penerbitan izin-izin yang diperlukan, dan membantu proses pembebasan tanah agar proyek dapat dimulai pelaksanaannya.

Vice President Public and Government Affairs, Mobil Cepu Ltd., Erwin Maryoto menambahkan, Mobil Cepu dan kontraktornya telah melibatkan potensi daerah dalam proyek di Lapangan banyu Urip. Antara lain dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada warga sekitar yang memenuhi syarat, untuk dapat bekerja pada proyek itu.

“Pemerintah Daerah Bojonegoro juga dilibatkan dalam pelaksanaan pelatihan-pelatihan yang diperlukan untuk kegiatan proyek Banyu Urip ini. Kerja sama dan koordinasi yang baik ini akan terus dijaga,” tukasnya.

(Abdul Hamid/duniaenergi@yahoo.co.id)