JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menargetkan mengamalkan 264 kargo gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) sepanjang 2018.

Wisnu Prabawa Taher, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, mengungkapkan jumlah tersebut didapatkan dari fasilitas kilang LNG Bontang dan Tangguh.

“Dari Tangguh itu 120 kargo. Sisanya dari Bontang proyeksinya 144 kargo,” kata Wisnu saat ditemui Dunia Energi di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jakarta, Kamis (4/1).

Menurut Wisnu, dalam setiap pengapalan bervariasi, maksimal 150 ribu meter kubik.

“Untuk tahun lalu volume pengapalan Bontang sekitar 20 ribu – 150 ribu meter kubik,” tukasnya.

Dalam proses pengapalan LNG perhitungan tidak selalu sama dengan produksi karena kapasitas dalam pengapalan bervariasi. Karena itu ada perbedaan perhitungan untuk produksi dan pengapalan LNG.

“Standar pengapalan berbeda, ada yang turun ambilnya atau lebih tinggi itu bisa dua kali pengapalan (hitungannya tetap satu kargo),” kata dia.

Proyeksi SKK Migas untuk tahun ini sendiri sebenarnya berubah atau mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Pada 2017 sebanyak 287 kargo LNG berhasil dikapalkan.

“Dari kilang Bontang 176 kargo dan 111 kargo berasal dari Tangguh,” kata Wisnu.(RI)