JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mulai mencari pembeli dari sisa produksi dari gas pada tahun ini. Sebanyak 32 kargo gas alam cair (liquified natural gas/LNG) sebagai sisa dari penyaluran untuk memenuhi kewajiban kontrak saat ini masih menunggu pembeli potensial.

Taslim Z. Yunus, Kepala Humas SKK Migas, menyatakan prioritas penyaluran akan diberikan kepada kebutuhan domestik, namun jika memang tidak ada peminat maka akan dipasarkan untuk para pembeli dari luar negeri.

“Terdapat 32 kargo yang masih belum ada pembeli dan kita siapkan untuk kebutuhan domestik,” kata Taslim di Jakarta, Kamis (16/2).

Taslim optimistis masih bisa mendapatkan pembeli dari sisa produksi LNG tersebut, apalagi permintaan akan kebutuhan LNG cenderung meningkat. “Ini kan masih awal tahun jadi mungkin dalam perjalanannya masih ada peminat,” kata dia.

SKK Migas telah mengajukan alokasi baru dari 32 kargo tersebut kepada pemerintah. Sebanyak 17 kargo sudah dalam proses, di antaranya permintaan dari BP dari luar negeri untuk downstream.

Menurut Taslim, untuk tahun ini sebanyak 152 kargo LNG akan diekspor keempat negara yakni ke Jepang, Taiwan, Korea Selatan dan China. Keempat negara tersebut jadi sasaran penjualan LNG ke luar negeri berdasarkan kontrak jangka panjang yang telah lama ditandatangani. “ Sekitar 152 kargo itu long term kontrak ekspor ke luar negeri,” tukas dia.

Selain diperuntukan untuk ekspor, sebanyak 52 kargo akan diperuntukan untuk memenuhi permintaan dari dalam negeri. SKK Migas memproyeksikan pada tahun ini produksi LNG masih akan stabil.

Serapan LNG sendiri terutama untuk di dalam negeri akan maksimal saat menjelang pergantian tahun, terutama saat adanya kepastian kebutuhan PLN. “Biasanya sih tiga bulan di akhir tahun nanti baru ada serapan,” tandas Taslim.(RI)