JAKARTA – Langkah PT Pertamina (Persero), badan usaha milik negara di sektor energi terintegrasi, yang menunjuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), badan usaha milik negara di sektor konstruksi, untuk menggarap pekerjaan penyiapan area pembangunan proyek revitalisasi (refinery development master plan/RDMP) refinery unit V Balikpapan di Kalimantan Timur dan pembangunanjetty konstruksi baru akan berdampak positif bagi kepentingan nasional.

“Kerja sama Pertamina dengan Wika merupakan sinergi antar BUMN yang secara nilai tambah potensinya bagus. Meski bukan bisnis utamanya di kilang, saya yakin pasti bisa ditangani Wika,” kata Komaidi Notonegoro, pengamat energi dari Reforminer Institute di Jakarta,  Kamis (8/12).

Menurut Komaidi, Wika harus menunjukkan kinerja yang baik dalam proyek kilang Balikpapan sehingga diharapkan bisa dilanjutkan untuk proyek RDMP lainnya. Selain Kilang Balikpapan,  Pertamina juga akan merevitalisasi tiga kilang lainnya, yakni Kilang Cilacap, Jawa Tengah, Kilang Dumai di Riau, dan Kilang Balongan di Indramayu, Jawa Barat.

Untuk revitalisasi Kilang Cilacap, Dumai dan Balongan,  Pertamina akan menggandeng Saudi Aramco. Sementara untuk Kilang Balikpapan, Pertamina menggarapnya sendiri tanpa bermitra dengan perusahaan lain.

Suradi, Sekretaris Perusahaan Wika, mengatakan Wika ditetapkan sebagai pemenang lelang pekerjaan penyiapan area pembangunan proyek RDMP refinery unit V Balikpapan dan pembangunan jetty konstruksi baru berdasarkan evaluasi administrasi, teknis, harga, kualifikasi dan verifikasi yang dilakukan Pertamina sesuai surat bernomor 025/LPJ/RDMP-RP/2016 pada 1 November 2016. Nilai proyek  yang diperoleh Wika sebesar Rp 552,45 miliar.

“Kami mengharapkan agar proyek ini dapat dilaksanakan dengan tepat waktu, tepat kualitas, tepat mutu dan nol kecelakaan untuk mendukung pembangunan secara fisik proyek RDMP RU V Balikpapan,” ungkap dia.

Wartawan Dunia Energi Raih Juara Pertama AJP 2015

Menurut Suradi, Wika meyakini bahwa best effort dan kerja sama yang baik dari semua pihak akan berdampak pada hasil yang kelak akan diperoleh. “Pemahaman, frekuensi dan cita-cita yang sama guna membangun negeri melalui sinergi BUMN untuk negeri, rasanya akan menjadi modal yang sangat berharga mewujudkan proyek ini,” kata dia.

Setelah kesepakatan Pertamina dengan Wika, tahap pembangunan infrastruktur kilang ditargetkan akan dimulai pada akhir Juli 2017 dan rampung akhir September 2019. Kilang Balikpapan saat ini memiliki kapastias 260 ribu barel per hari (bph). Dengan adanya revitalisasi kapasitas kilang akan meningkat sebesar 100 ribu bph menjadi 360 ribu bph.

Menurut Rachmad Hardadi, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, selain kapasitas, kompleksitas kilang Balikpapan juga akan meningkat. Saat rampung kilang Balikpapan akan mampu mengolah bahan bakar minyak (BBM) dengan research octane number (RON) di atas 92 dan mampu memproduksi BBM dengan standar kualitas euro 5.

“Produk utamanya nanti bisa produksi gasoline RON 92 ke atas. Pada akhirnya ada standar bisa mengolah bahan bakar dengan standar euro 5 di tahap kedua. Untuk tahap pertama masih euro 2,” jelas Rachmad.(RA/RI)