JAKARTA – PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk (TMPI), emiten tambang emas, menargetkan akan memulai produksi pada akhir 2017. Perseroan mengelola tambang emas dengan luas 2.890 hektare di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat yang telah memperoleh sertifikat clean and clear (CnC) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 25 Juni 2015.

“Semester II, akhir tahun ini produksi. Kami sedang berupaya menaikkan status dari IUP (Izin Usaha Pertambangan) eksplorasi menjadi IUP operasi produksi,” ujar Adriano Wolfgang Pietruschkan, Direktur Utama Sigmagold kepada Dunia Energi di Jakarta, akhir pekan lalu.

Adriano mengungkapkan saat ini perseroan tengah melakukan sosialisasi final ke penduduk sekitar tambang sebagai salah satu tahapan izin lingkungan (analisis mengenai dampak lingkungan/Amdal).

“Potensi kadar emasnya itu bisa di atas 1 gram per meter kubik. Untuk cadangan, terakhir laporan dari Singapura ada 110.000 troy ounce, tapi nanti kita revaluas lati,” kata Adriano.

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelumnya melakukan penghentian sementara perdagangan saham PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk. (TMPI) pada perdagangan Selasa (7/2). BEI menyatakan sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham Sigmagold, dalam rangka cooling down, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara (suspensi) perdagangan saham TMPI.

Sigmagold Inti Perkasa berdiri pada 9 Januari 1981 dengan nama PT Telaga Mas. Perseroan beberapa kali melakukan perubahan nama, antara lain PT Telaga Mas per 9 Januari 1981, PT Telaga Mas Pertiwi per 29 Desember 1993, PT Artha Graha Investama Sentral Tbk per 1997 PT Agis Tbk per 24 Agustus 1999, dan Sigmagold Inti Perkasa per 14 Februari 2014. Pemegang saham yang memiliki 5 persen atau lebih saham Sigmagold, terdiri dari Credit Suisse Securities (8,78%) dan PT ASABRI (Persero) (8,74%).

“Kami optimistis potensi cadangan tambang Sigmagold cukup besar, karena di sekitar luar wilayah konsesi kami masih banyak kegiatan penambang rakyat,” tandas Adriano.(RA)