JAKARTA – Pabrik Siemens Indonesia yang berlokasi di Cilegon, Banten, menjadi salah satu penyuplai berbagai komponen untuk proyek pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) di Mesir dengan kapasitas total 14,4 gigawatt (GW).

Emad Ghaly, CEO Siemens Mesir, mengatakan Siemens Indonesia menyuplai 12 selubung luar turbin bertekanan rendah (low pressure outer casing), 7 cincin bilah turbin (bladering),16 modul kondensor, dan 4 hotbox.

“Pengiriman komponen buatan Indonesia ke Mesir dilakukan pada Februari 2017. Kondensor buatan Indonesia dipasang di PLTGU Beni Suef dan Burullus, sedangkan hotbox dipasang di PLTGU yang berlokasi di New Capital,” kata Emad, Jumat (2/6).

Pada pertengahan 2015, Siemens memenangkan kontrak untuk mengembangkan PLTGU yang berlokasi di Beni Suef, New Capital, dan Burullus dengan masing-masing kapasitas 4,8 GW. Ditambah 12 unit windfarm dengan 600 wind turbine berkapasitas 2 GW di kawasan Teluk Suez dan daerah barat Nil.

Dalam proyek ini, Siemens menggandeng perusahaan konstruksi lokal Elsewedy Electric dan Orascom Construction.

Pada 2012 Mesir mulai mengalami pemadaman listrik secara luas yang disebabkan karena adanya defisit pasokan listrik sejumlah 1.000 megawatt (MW). Bahkan, defisit listrik terus meningkat hingga 2014.

Puncaknya, negeri pyramid ini sempat mengalami blackout atau listrik mati secara total. Atas kejadian tersebut, pemerintah setempat kemudian berinisiatif untuk menambah kapasitas kelistrikan dengan membangun pembangkit sejumlah14,4 GW untuk PLTGU, kemudian ditambah 12 unit windfarm dengan 600 windturbine berkapasitas 2GW di kawasan Teluk Suez dan daerah barat Nil.

Kapasitas listrik di Mesir saat ini berjumlah sekitar 35.000 MW.

Menurut Emad, tiga proyek PLTGU yang dikembangkan Siemens dengan kapasitas 14.400 MW akan mendongrak kapasitas kelistrikan di Mesir sebesar 45% pada tahun 2018. Kebutuhan liquefied natural gas (LNG) dari pembangkit tersebut diperkirakan sekitar 600 juta meter kubik perhari.

Pengerjaan proyek PLTGU yang menelan investasi sebesar 8 miliar euro ini telah rampung lebih dari 70%.

“Pengerjaan berbagai komponen PLTGU dilakukan oleh tenaga kerja Indonesia, sehingga produk yang disuplai ke Mesir merupakan produk buatan Indonesia,” tandas Emad.(RA)