JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggandeng para pelaku usaha asal Perancis untuk berinvestasi di sektor Energi Baru Terbarukan (EBT). Gabungan industri EBT Perancis pun berkomitmen untuk berinvestasi seperti untuk proyek pembangkit, infrastruktur maupun transfer teknologi.

Ignasius Jonan, Menteri ESDM, mengatakan kerja sama dengan industri Perancis diharapkan bisa membantu pengembangan EBT di tanah air, terutama jika dihadapkan dalam menghadapi tantangan berat yang selama ini dihadapi seperti masalah tarif listrik. Apalagi tarif listrik dari EBT masih terlalu tinggi, untuk itu Indonesia harus banyak belajar dari Perancis yang sudah maju dalam implementasi EBT dengan harga yang terjangkau.

Menurut dia, saat ini pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang diharapkan meningkatkan minat para investor untuk menanamkan modal di sektor EBT.

“Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan, dimana harus ada efisiensi produksi listrik terutama dari EBT di setiap wilayah,” kata Jonan di Kantor Kementerian ESDM, Selasa (28/2).

Dalam kerja sama ini para pelaku usaha dari Perancis akan menindaklanjuti komitmen melalui French Sybdiate of Renewable Energy (Freg), organisasi EBT terbesar di Perancis.

Freg yang merupakan wadah bagi perusahaan-perusahaan Perancis yang sudah beroperasi di Indonesia maupun para pelaku usaha Perancis yang tertarik untuk masuk ke sektor EBT Indonesia. Freg akan menjadi kepanjangan tangan dari French Syndicate of Renewable Energy (SER), organisasi EBT terbesar di Perancis.

Ini merupakan tindak lanjut dari undangan Menteri ESDM pada Indonesia-France Business Meeting pada November 2016 lalu.

Freg diharapkan bisa meningkatkan business to business contact antara Indonesia dan Perancis, khususnya untuk sektor EBT. Mendorong partisipasi perusahaan Perancis dalam proyek EBT Indonesia.

Freg nantinya bekerja sama dengan masyarakat energi terbarukan Indonesia (METI) yakni perusahaan lokal yang akan membantu identifikasi dan pengembangan proyek EBT di Indonesia.

Jean-Marc Ayrault, Menteri Luar Negeri dan Pembangunan Internasional Perancis, menyambut baik kerja sama dengan Indonesia yang memiliki ambisi besar dalam pengembangan EBT. Namun dia juga mengingatkan bahwa pelaksanaan kerja sama ke depannya juga bergantung pada kebijakan pemerintah. Untuk itu, pemerintah Indonesia diminta berhati-hati dalam menerapkan suatu kebijakan baru, khususnya di sektor EBT.

“Pelaksanaan komitmen tersebut bergantung pada mobilisasi semua pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun swasta. Untuk itu diperlukan kerangka peraturan dan keuangan yang sesuai,” kata Ayrault.

Ia meyakini jika kebijakan dan iklim investasi baik maka perusahaan asal Perancis bisa memberikan manfaat baik dari sisi finansial maupun teknologi yang dibutuhkan dalam konversi energi di Indonesia.

“Kami memiliki perusahaan yang amat inovatif dan berprestasi tinggi. Perusahaan-perusahaan yang berkumpul pagi hari ini mewakili berbagai sektor dan teknologi terbarukan, Klub Energi Terbarukan yang baru saja terbentuk di Indonesia ini merupakan panggung yang dapat memperlihatkan keunggulan Perancis di sektor energi dan juga memperkuat kerja sama Perancis Indonesia,” ungkap Ayrault.(RI)