JAKARTA – Setelah tiga kali digelar di Pulau Jawa, pada program keempat PT Pertamina Lubricants meluncurkan Enduro Student Program (ESP) di Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (16/7). Program ESP akan melibatkan tiga wilayah, yakni Kota Kupang, Larantuka dan Pulau Adonara.

ESP merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) unggulan Pertamina Lubricants berupa program pelatihan dan entrepreneurship perbengkelan roda dua dalam rangka menciptakan tenaga muda produktif dan mandiri Indonesia.

Budi Suharyanto, Sales Region Manager V Pertamina Lubricants, mengatakan pada tahap magang, peserta benar-benar diajak terjun langsung secara real untuk belajar teknis keterampilan bengkel sepeda motor sekaligus belajar menjalankan bisnis bengkel skala kecil dan medium. Selanjutnya, setelah melalui proses magang selama 45 hari. Peserta akan dibekali dengan pelatihan wirausaha, pelatihan lingkungan dan perencanaan bisnis oleh para ahli dibidangnya.

“Pada tahap akhir akan dilakukan pendampingan untuk memulai usaha perbengkelan secara berkelompok dengan bantuan modal in-kind alat perbengkelan dari Pertamina Lubricants,” ujar Budi, Senin.

ESP pertama kali diluncurkan di Cilacap oleh Production Unit Cilacap (PUC) pada 2016. Program tersebut kemudian dilanjutkan ke Gresik dan Lamongan oleh Production Unit Gresik (PUG) pada pertengahan 2017 dan di Blora, Tuban dan Bojonegoro juga pada 2017.

Di NTT, peserta pelatihan ESP berasal dari tiga wilayah, yakni Kupang, Larantuka dan Pulau Adonara. Dari masing-masing wilayah tersebut dilakukan seleksi dan memilih peserta yang memenuhi kualifikasi untuk mengikuti pelatihan ESP.

Total peserta dari ketiga wilayah tersebut berjumlah 48 peserta. Dengan rincian 17 peserta dari Kota Kupang, 15 peserta dari Larantuka, dan 16 peserta dari Adonara.

Dari masing-masing wilayah tersebut dilakukan seleksi dan memilih peserta yang memenuhi kualifikasi untuk mengikuti pelatihan ESP. Total peserta dari ketiga wilayah tersebut berjumlah 48 peserta. Dengan rincian 17 peserta dari Kupang, 15 peserta dari Larantuka, dan 16 peserta dari Adonara.

ESP terdiri dari berbagai tahapan. Pertama, peserta akan mengikuti pelatihan teknis dan non-teknis sepeda motor di Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) setempat selama satu bulan. Di NTT, BLKI disebut dengan UPT Pelatihan Tenaga Kerja (PTK) Disnakertrans Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Pada sesi pelatihan nonteknis, peserta dibekali beberapa materi, diantaranya adalah pembentukan karakter dan wawasan kebangsaan, pengelolaan limbah dan lingkungan, kewirausahaan, product knowledge pelumas dan creative thinking. Materi ini diberikan agar peserta memiliki pengetahuan dan motivasi yang cukup untuk mendirikan sebuah bengkel mandiri nantinya.

Pelatihan teknis meliputi pelatihan mekanik teori dan praktik dengan instruktur atau fasilitator otomotif yang handal. Materi yang akan diterima adalah seperti pengenalan, perawatan dan perbaikan kendaraan roda dua.

Setelah lulus dari UPT PTK nantinya, peserta melanjutkan program dengan melakukan praktek kerja (magang) di bengkel mitra binaan Pertamina Lubricants dimana peserta akan menerima mentorship dan pelatihan kerja langsung oleh mekanik yang sudah berpengalaman.

Dengan tema “Semangat Membangun Tenaga Muda Produktif Indonesia”, program ESP telah berhasil mencetak wirausaha-wirausaha muda dibidang perbengkelan roda dua. Di Cilacap, ESP telah mencetak enam wirausaha muda dengan rintisan lima bengkel motor yang kini sudah berhasil menoreh prestasi penjualan dan pelayanan pelanggan yang baik bagi masyarakat sekitar di Cilacap.

Untuk ESP di Gresik dan Lamongan, program kini juga sudah mencetak lebih dari 10 bengkel mandiri, sedangkan kegiatan masih berlangsung di Blora, Tuban dan Bojonegoro. ESP diharapkan juga akan melahirkan kembali bengkel-bengkel mandiri di wilayah lainnya dan mampu meneruskan semangat belajar dan wirausaha muda.

Menurut Budi, dunia otomotif dan perbengkelan merupakan urat nadi dan darah dari pertumbuhan industri pelumas di Indonesia. Pertamina Lubricants sebagai produsen pelumas nasional, menilai peran bengkel dan mekanik khususnya telah memberikan manfaat luar biasa bagi konsumen, pertumbuhan ekonomi negara dan kemandirian masyarakat.

Pertamina Lubricants percaya bahwa mengembangkan keahlian dan minat para tenaga muda produktif sangat penting untuk memajukan industri pelumas dan ekonomi masyarakat Indonesia secara menyeluruh.

“Program berkelanjutan ini diharapkan dapat menumbuhkan usaha perbengkelan di wilayah NTT dan juga turut membangun semangat jiwa muda Indonesia untuk terus bekerja keras dan bersemangat tinggi,” tandas Budi.

Kedepan, program ESP akan dilanjutkan dan direplikasi ke wilayah pabrik PT Pertamina Lubricants lainnya dan juga di wilayah Sales Region Pertamina Lubricants dari seluruh Indonesia.(AT)