JAKARTA – Kemunculan nama Djoko Siswanto sebagai salah satu calon Direktur Utama PT Pertamina (Persero) cukup mengejutkan. Namun Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) tidak menyambut baik, calon dirut dari

Arie Gumilar, Presiden FSPPB, mengatakan Djoko Siswanto yang saat ini merupakan Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memiliki kemampuan mumpuni untuk urusan teknik minyak dan gas, namun tidak demikian dengan manajemen perusahaan.

“Pak Djoko paham migas, tapi tidak paham Pertamina. Selama ini suaranya selalu minor kepada Pertamina, karena itu pekerja menolak,” tegas Arie kepada Dunia Energi, Kamis (16/8).

Pertamina PusatLebih lanjut Arie menuturkan untuk sosok calon dirut harus bisa bebas dari kepentingan politik manapun yang menjadi syarat utama. Sehingga keputusannya nanti tidak mewakili kepentingan salah satu kelompok politik.

“Sebaiknya dipilih dari kalangan profesional yang terbebas dari kepentingan politik manapun,” kata dia.

Arie juga meminta pemerintah bisa menetapkan dirut Pertamina yang bisa berkomunikasi baik dengan pekerja serta menjadikan pekerja sebagai mitra strategis perusahaan.

Pemerintah diminta untuk segera menetapkan kursi orang nomor satu di Pertamina. Lantaran banyak keputusan korporasi yang berpeluang memiliki kecacatan hukum dan tentu dapat menghambat upaya untuk mencapai target perusahaan.

“Salah satunya aspek legal formal penandatanganan kontrak misalnya, menjadi rawan gugatan,” tandas Arie.

Sudah tiga bulan lebih Nicke Widyawati menjadi pelaksana tugas dirut Pertamina. Presiden Joko Widodo dikabarkan sudah memiliki nama calon dirut Pertamina dan hanya tinggal memutuskan.

Djoko Siswanto sebelumnya mengungkapkan tidak mengetahui seleksi yang diikutinya pada Juli lalu diperuntukan untuk posisi dirut di Pertamina. Dia hanya menegaskan mendapatkan panggilan untuk ikut fit and proper test dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk posisi direksi Pertamina. “Tidak tahu, hanya tahunya untuk Pertamina saja,” kata Djoko.(RI)