JAKARTA – PT PLN (Persero) memproyeksikan kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik di Indonesia hingga akhir 2017 mencapai 76 juta ton, naik 8,57% dibanding realisasi tahun lalu sebesar 70 juta ton. Serapan batu bara tersebut untuk semua pembangkit, baik yang dimiliki PLN maupun produsen listrik swasta (Independent Power Producer /IPP).

“Sampai akhir tahun kira-kira 76 juta ton. itu untuk total semua pembangkit,” kata Supangkat Iwan Santoso, Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN saat ditemui di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Senin (13/11).

Peningkatan serapan batu bara tahun ini juga ditopang peningkatan konsumsi listrik yang hingga saat ini mencapai 3,5%.

Menurut Iwan, PLN juga memperkirakan kebutuhan batu bara 2018 bisa meningkat cukup besar dibanding tahun ini. Meskipun tidak ada pembangkit baru yang beroperasi. “Tahun depan kebutuhannya sekitar 90 juta ton. Harapan kita demand listrik sesuai asumsi di atas 5%,” ungkap dia.

Iwan menambahkan peningkatan kebutuhan batu bara tahun depan dipicu peningkatan capacity factor pembangkit-pembangkit yang belum optimal.

“Misalnya di Sumatera yang capacity factor-nya masih rendah akan naik karena konsumsi listrik juga naik. Untuk pembangkit baru di Jawa-Bali tahun depan, tidak ada. Sumatera juga belum masuk tahun depan,” ungkap dia.

Laporan keuangan PLN hingga September 2017, menyebutkan PLN mencetak kenaikan penjualan listrik nasional 3,1% menjadi 163,6 terrawatt hour (TWh) dibanding dengan penjualan pada periode yang sama tahun lalu sebesar 158,6 TWh.(RI)