JAKARTA – Gangguan pasokan yang signifikan, risiko geopolitik, dan optimisme terhadap pemangkasan produksi OPEC dapat menyeimbangkan pasar menjadi faktor kebangkitan harga minyak dunia.

Lukman Otunuga, Research Analyst FXTM, mengatakan harga minyak berpotensi akan terus menguat seiring optimisme pasar saat ini, namun perlu diingat peningkatan produksi minyak serpih AS dapat mengekspos minyak ke risiko penurunan.

“Secara teknis, minyak mentah WTI sangat bullish di grafik harian dengan breakout di atas US$64 dapat membuka jalan menuju US$65,60,” kata Lukman, Jumat (12/1).

Harga patokan Amerika Serikat, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari naik US$0,23 menjadi US$63,80 per barel pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) di New York Mercantile Exchange. Untuk patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret, juga naik US$0,06 menjadi US$69,26 per barel di London ICE Futures Exchange.

Harga minyak dunia mencatat kenaikan sepanjang empat hari terakhir perdagangan pekan ini. Salah satu faktor pemicu kenaikan harga minyak dunia adalah data yang dirilis Badan Informasi Energi AS tentang produksi minyak pada Rabu (10/1).

Produksi minyak AS turun secara tak terduga hampir 300 ribu barel per hari menjadi 9,49 juta barel per hari pekan lalu. Persediaan minyak mentah AS turun sebesar 4,9 juta barel menjadi 419,5 juta barel pekan lalu, menyentuh level terendah sejak Agustus 2015.(AT)