JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menegaskan semburan lumpur di area eksplorasi migas di sumur Kaliberau Dalam 2X, Desa Tampang Baru, Kecamatan Bayung Lencir, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan sudah dapat ditanggulangi.

Wisnu Prabawa Taher, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, mengatakan semburan lumpur yang mencapai permukaan sumur dapat ditanggulangi operator sumur Talisman Sakakemang tidak lama setelah sumburan sumur terjadi.

“Semburan sumur langsung dapat dikendalikan saat itu juga dengan menutup peralatan pengendali sembur liar yang terpasang dianjungan pemboran,” kata Wisnu, Jumat malam (14/9).

Wisnu mengatakan telah terjadi semburan lumpur di lokasi pemboran eksplorasi pada 13 September 2018 pukul 10.00 WIB. Lumpur keluar setelah pemboran menyentuh  kedalaman 1.910 meter.

Target pemboran sumur yang baru di bor pada 20 Agustus lalu adalah  formasi talang akar dan batuan dasar (basement) pada kedalaman mulai dari 1.935 meter dengan total kedalaman 2.700 meter.

Menurut Wisnu, secara teknis dalam kegiatan eksplorasi migas semburan lumpur dimungkinkan terjadi, karena itu disediakan peralatan khusus untuk mengantisipasi. “Hal ini telah diantisipasi dalam perencanaan sumur eksplorasi yang dilakukan SKK Migas bersama Talisman. Hal ini lazim terjadi apabila terdapat indikasi adanya potensi reservoir yang baik,” ungkap dia.

Saat ini kontraktor yang bertanggung jawab di sumur tersebut sudah menerapkan prosedur sesuai dengan kaidah dalam operasional kegiatan industri migas. Talisman menyatakan semburan sudah dapat dikendalikan sehingga kegiatan eksplorasi bisa dilanjutkan.

“Hal selanjutnya yang akan dilakukan Talisman Sakakemang adalah melakukan langkah-langkah sesuai operasi migas untuk membuktikan kandungan hidrokarbon pada sumur Kaliberau Dalam 2X,” tandas Wisnu.(RI)