JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian ESDM terus memperluas pemanfaatan jaringan distribusi gas bumi (jargas) untuk rumah tangga, demi memberikan energi yang murah, bersih dan aman bagi masyarakat. Pembangunan jargas juga mampu mengurangi beban subsidi BBM, khususnya minyak tanah dan LPG.

Sejak dibangun pertama kali pada 2009 di Palembang dan Surabaya, hingga akhir tahun 2015 diperkirakan jargas yang terbangun mencapai 213.000 sambungan rumah (SR) dan berlokasi di 27 kota.

Untuk mempercepat pemanfaatan gas bumi, pembangunan jargas untuk rumah tangga selain dilakukan oleh pemerintah dengan biaya APBN, juga dilaksanakan oleh PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Gas (Pertagas) dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Jargas untuk rumah tangga terutama dibangun di daerah-daerah yang memiliki dan dekat dengan sumber gas serta memiliki jaringan transmisi gas bumi. Pembangunan infrastruktur ini juga bertujuan meningkatkan sumber daya lokal demi mencapai ketahanan energi nasional.

Hingga 2014, jargas untuk rumah tangga yang telah terbangun mencapai 184.683 SR. Untuk tahun 2015, terdapat penambahan sekitar 28.449 SR, di mana 8.000 SR diantaranya dibangun oleh Pemerintah di Lhoksukon dan Pekan Baru. Sementara sisanya dibangun oleh PT Pertamina di Jambi dan Sumatera Selatan serta PT PGN di beberapa wilayah, antara lain Medan, Batam, Sumatera Selatan, Jawa Timur, DKI Jakarta dan Jawa Barat. Sehingga total jargas untuk rumah tangga yang terbangun hingga akhir 2015 diperkirakan mencapai 213.000 SR.

Animo masyarakat yang ingin mendapat fasilitas ini sangat tinggi karena harganya yang murah. Sebagai gambaran, rata-rata setiap rumah tangga membutuhkan 3-4 tabung LPG ukuran 3 kg dalam sebulannya untuk memasak atau sekitar Rp60.000-100.000 per bulan. Sementara jika menggunakan gas bumi, biaya yang dibutuhkan hanya Rp40.000-50.000 atau hemat hingga 60%. Penghematan akan lebih besar lagi jika rumah tangga tersebut sebelumnya menggunakan LPG tabung ukuran 12 kg yang harganya mencapai Rp150.00 per tabung.

Untuk 2016, rencananya jargas untuk rumah tangga dengan biaya APBN akan dibangun di 5 lokasi sebanyak 85.000 SR yaitu Surabaya 24.000 SR, Prabumulih 32.000 SR, Tarakan 21.000 SR, Batam 4.000 SR dan Balikpapan 4.000 SR.

Ketua Komisi VII DPR RI Kardaya Warnika menyebutkan perkembangan jargas kota sangat lambat. Padahal, layanan ini sudah ada sejak zaman Belanda. “Di kota kelahiran saya, Cirebon, dan beberapa kota lain dulu pernah dibangun jaringan gas kota,” katanya. (LH)