JAKARTA – PT Schneider Electric, perusahaan global spesialis transformasi digital di bidang manajemen energi dan otomasi, terus berupaya mendukung pemerintah dalam mewujudkan program nasional pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW).

Melalui proyek pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) Nii Tanasa, Kendari, berkapasitas 50 MW, Schneider Electric  menghadirkan Electrical House (E-House) atau Power House yang merupakan solusi distribusi listrik terintegrasi dalam satu sub-station yang terdiri dari panel listrik Medium Voltage (MV) dan Low Voltage (LV), transformer, HVAC, UPS serta sistem pengelolaan dan kontrol bangunan. Kehadiran pembangkit listrik ini diharapkan memperkuat sistem kelistrikan di kabupaten Konawe dan kota Kendari.
“Mega proyek pembangunan pembangkit listrik 35 ribu MW membutuhkan beragam komponen, salah satu yang cukup penting adalah panel listrik yang berfungsi untuk membagi, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari sumber listrik ke konsumen,” kata Xavier Denoly, Country President Schneider Electric Indonesia, Rabu (1/10)
Proyek PLTMG Nii Tanasa 50 MW telah diresmikan pada Senin (30/10).
E-House dari Schneider Electric dibuat, dirakit dan diuji sebelumnya di pabrik (pre-fabricated) dan dikirim sebagai solusi terintegrasi penuh untuk memenuhi berbagai kebutuhan di lapangan.  Metode ini diklaim dapat mengurangi waktu konstruksi serta mengoptimalkan biaya transportasi dan pemasangan secara signifikan. Dari sisi sumber daya manusia pun jauh lebih efisien karena perakitannya dilakukan di satu tempat.
“Schneider Electric dapat menyelesaikan seluruh proses pembuatan E-House, mulai dari pemesanan hingga pengantaran ke site hanya dalam waktu 4,5 bulan,” ujar Xavier.
PLTMG Nii Tanasa 50 MW merupakan pembangkit listrik berbahan bakar gas alam yang efisien dan ramah lingkungan karena emisi gas hasil pembakaran yang tidak menimbulkan polusi udara.
Kehadiran PLTMG yang rampung hanya dalam waktu kurang dari sembilan bulan tersebut menjadi sangat strategis karena diharapkan dapat memenuhi lebih dari separuh kebutuhan listrik di sekitar kabupaten Konawe dan kota Kendari yang mencapai 80 MW.
“Hingga saat ini Schneider Electric tengah terlibat di 25 proyek pembangkit listrik di berbagai wilayah Indonesia dan ke depannya kami berharap dapat terus berkontribusi nyata dalam memberikan akses listrik ke lebih banyak masyarakat di Indonesia,” kata Xavier. (RA)