PALEMBANG – PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) meresmikan pengoperasikan dua Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) berbasis limbah cair sawit (Palm Oil Mill Effluent / POME) berkapasitas total sebesar 4 megawatt di Kabupaten Ogan Komerling Ilir, Palembang, Sumatera Selatan. Ekadharmajanto Kasih, Presiden Direktur Sampoerna Agro, mengatakan Indonesia memiliki target 23% energi terbarukan dalam bauran energi nasional yang akan dicapai pada 2025.

“Untuk itu, kami mendukung program akselerasi penggunaan energi terbarukan pemerintah melalui pengembangan pembangkit biogas kami di Sumatera Selatan,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis.

Biogas merupakan jenis energi terbarukan yang tepat untuk penyediaan listrik masa depan, dan akan meningkatkan ketahanan energi nasional sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca. Pemanfaatan limbah cair sawit melalui pembangkit biogas menjadi solusi bagi daerah-daerah sekitar perkebunan yang sampai saat ini belum mendapat akses listrik PT PLN (Persero) yang berkecukupan.

Pembangkit biogas Sampoerna Agro menerapkan teknologi methane captureyang dihasilkan dari aktivitas bakteri pengurai limbah cair dari pabrik kelapa sawit yang kemudian dialirkan sebagai bahan bakar ke unit pembangkit listrik. Methane merupakan salah satu energi alternatifsebagai pengganti bahan bakar fosil. Selain itu, emisi GHG yang dihasilkan dari kedua Pabrik Kelapa Sawit Permata Bunda dan Selapan jaya dapat dikurangkan sekitar 88% atau 65 juta kg CO2e dalam periode satu tahun.

Hingga akhir bulan November yang lalu, dua pembangkit biogas perseroan telah berhasil melayani kebutuhan energi listrik di setidaknya 20 desa atau lebih dari 2.000 KK melalui jaringan listik PLN karena justru sebagian besar dari kapasitas terpasang disediakan untuk kebutuhan masyarakat sekitar.

Menurut  Ekadharmajanto, Sampoerna Agro mendukung percepatan program elektrifikasi pedesaan yang ditargetkan tercapai 100% pada 2019. Pengoperasian pembangkit biogas merupakan bentuk komitmen Sampoerna Agro sebagai pelaku energi bersih terbarukan.

“Saya percaya, langkah konkrit kita bersama dapat mendukung pembangunan berkelanjutan dan praktik agribisnis yang ramah lingkungan sesuai dengan Program Sumatera Selatan dalam meningkatkan rasio elektrifikasi bagi masyarakat dan menjadikan Provinsi Sumatera Selatan sebagai lumbung pasokan sawit berkelanjutan,” tandas dia.(AF)