JAKARTA – Indonesia dinilai berpeluang besar untuk mengembangkan mini LNG (liquified natural gas) ke depannya. Selain karena produksi LNG dalam negeri cukup besar, pasar ekspor akan menghadapi kompetisi yang makin ketat, sehingga mau tidak mau pasar dalam negeri harus dikembangkan.

“Secara potensial permintaan volume kecil di lokasi yang tidak bisa dijangkau pipa cukup banyak dan menyebar. Itu sebabnya, maka solusinya adalah dengan mengembangkan mini LNG,” kata Ibrahim Hasyim, pengamat gas kepada Dunia Energi, Minggu (18/9).

Dia mengatakan sejumlah langkah yang dapat ditempuh pemerintah, antara lain menciptakan demand untuk pilot project. Pemerintah juga harus membuat peta jalan perencanaan pembangunan infrastruktur mini LNG yang terintegrasi. Selain itu, pemerintah perlu membuat regulasi dan kemudahan berusaha bagi investor maupun kepada konsumen.

“Para investor harus dihimpun, masyarakat harus diberi kemudahan,” kata Ibrahim.

Menurut Ibrahim, success story Norwegia dalam mengembangkan mini LNG seharusnya memberi inspirasi dan menjadikan Indonesia lebih semangat untuk mengembangkan mini LNG secara lebih cepat lagi. LNG di Norwegia kini dikemas dalam skala mini dan sudah mengalir ke segala pelosok. Mata rantai pasok distribusinya sudah mirip dengan mata rantai distribusi bahan bakar minyak (BBM).

“Kunci keberhasilan dari semua itu adalah karena pemerintah berada terus di depan, terutama pada saat inisiasi awal dan mencari solusi permasalahan pada setiap tahapan yang timbul dengan membuat regulasi dan memberi segala kemudahan. Tidak dengan membiarkan investor dan konsumen dalam kesulitan,” ungkap dia.

Ibrahim menambahkan sekalipun mendapat kemudahan,  badan usaha gas Norwegia tetap dikawal dan  didorong dulu untuk menemukan solusi sendiri dalam koridor usaha yang lazim. Hal yang sama juga terlihat di Rusia.

“Empat perusahaan gas negara dikawal dan didorong mencari solusi bersama tanpa lebih campur tangan pemerintah pada tahap awal,” tandas Ibrahim.(RA)