Rudi Rubiandini.

JAKARTA – Kepala Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini berjanji akan bekerja sesuai amanat dan lebih berhati-hati guna mencapai target lifting yang ditetapkan pemerintah.

Janji ini dinyatakan Rudi, menanggapi kritik Anggota Komisi VII DPR RI Rofi’ Munawar. Sebelumnya Rofi’ menyatakan, SKK Migas yang dikepalai Rudi Rubiandini harus mampu bekerja dengan optimal, dan tidak sekadar menyampaikan wacana.

Rofi menegaskan, SKK Migas harus mampu menjalankan amanat target produksi minyak siap jual (lifting) sebesar 900.000 barrel per hari.

“Angka lifting minyak akan mempengaruhi besaran penerimaan negara. Selama ini pendapatan Sumber Daya Alam (SDA) migas merupakan sumber utama pendapatan SDA dengan kontribusi rata-rata sebesar 91,9 persen dalam periode 2007 – 2011,” papar politisi PKS ini pada Rabu, 15 Januari 2013.

Legislator dari Fraksi PKS Ini menjelaskan, realisasi lifting minyak Indonesia sepanjang periode tahun 2007 – 2010 cenderung meningkat,  dengan rata-rata sebesar Rp 899 ribu barel per hari di tahun 2007.

Kemudian lifting minyak naik menjadi 931 ribu barel per hari pada tahun 2008, dan terus mengalami peningkatan pada dua tahun berikutnya , dari 944 ribu barel per hari (2009) menjadi 954 ribu barel per hari (2010).

Peningkatan lifting tersebut diraih setelah menempuh beberapa kebijakan di bidang perminyakan, diantaranya adalah kebijakan investasi dan pendanaan yang lebih merata, peningkatan sistem dan mekanisme kemitraan di antara pelaku usaha dalam penyediaan dan pemanfaatan migas, insentif perpajakan, penangguhan pembayaran pajak pertambahan nilai, dan pembebasan bea masuk peralatan migas.

Menanggapi kritik ini, Rudi Rubiandini menyampaikan dirinya akan bekerja sesuai amanat dan lebih berhati-hati. “Nantinya tentu akan terkontrol. Kita akan ada badan pengawasnya,” paparnya di Jakarta, Rabu 16 Januari.

Kritik Fraksi PKS terhadap Rudi muncul, menyusul pernyataan mantan Wakil Menteri ESDM ini pada Senin, 14 Januari 2013, bahwa target produksi migas Indonesia saat ini tidak akan terealisasi, mengingat adanya gangguan cuaca buruk dan memperkirakan ekplorasi dan ekploitasi minyak dan gas bumi pada 2013 akan terkendala oleh sejumlah pesta demokrasi lokal di sejumlah daerah.

Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas SK Migas Hadi Prasetyo di Jakarta, Senin, mengatakan berdasarkan laporan sementara, penurunan produksi minyak diperkirakan minimal 4.900 barel per hari.

(FWP / duniaenergi@yahoo.co.id)