JAKARTA – Penetapan PT Pertamina (Persero) sebagai pengelola Blok Rokan memberikan dampak signifikan terhadap penyediaan minyak nasional. Pasalnya, setelah kontrak PT Chevron Pacific Indonesia berakhir pada 2021, seluruh minyak dari Blok Rokan akan menjadi milik Pertamina dan rencananya akan digunakan seluruhnya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dengan catatan Pertamina menguasai seluruh hak partisipasi (Participating Interest/PI) Blok Rokan.

Heru Setiawan, Direktur Mega Proyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, mengatakan dengan masuknya Blok Rokan, produksi minyak Pertamina akan jauh bertambah banyak. Apalagi minyak dari Rokan sesuai dengan spesifikasi kilang milik Pertamina. Rencananya minyak dari Blok Rokan akan langsung disalurkan ke Kilang  Balongan.

“Kani senang Pertamina dikasih kesempatan di Rokan. Jadi minyak mentahnya bisa masuk (di Balongan),” kata Heru di Jakarta, Rabu (1/8).

Tidak hanya Balongan, minyak Blok Rokan juga bisa langsung diserap  Kilang Dumai yang lokasinya tidak jauh dari Rokan.

“Balongan dan Dumai untuk minyak blok Rokan. Cocok memang didesain untuk itu. Tidak ada yang diekspor,” ungkap Heru.

Dengan adanya tambahan pasokan minyak tersebut maka impor yang harus dilakukan Pertamina dipastikan berkurang.

Menurut Heru, pengadaan minyak dari luar negeri untuk kilang Balongan akan berkurang sekitar 30%. “Mengurangi  (impor) untuk Balongan sendiri sekitar 30%,” tukasnya.

Untuk Kilang Dumai berarti menambah kapasitas minyak yang selama ini diolah. Kapasitas kilamg tersebut juga masih cukup dengan tambahan minyak Rokan.

Heru mengatakan, minyak Blok Rokan, terutama dari Lapangan Duri dan Minas sangat cocok untuk dua kilang Pertamina tersebut.

“Kalau kilang kami enggak bisa terima, ya diekspor jadi tergantung desain kilang. Kalau Duri dan Minas itu cocok di Balongan,” ungkap Heru.

Selama ini dari kebutuhan minyak mentah yang mencapai 1,6 juta barel per hari (bph), 50% diantaranya harus dipenuhi dari luar negeri. Produksi migas Blok Rokan menyumbang 26% dari produksi minyak nasional. Dengan masuknya Rokan menjadi bagian Pertamina maka kontribusi Pertamina terhadap produksi minyak nasional dipastikan akan jauh bertambah dari posisi saat ini yang berdasarkan data Kementerian ESDM yang masih dibawah 30%.(RI)