JAKARTA – Rancangan Revisi Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi diminta juga menjadi sarana untuk memperbaiki kondisi National Oil Company (NOC) Indonesia di sektor migas. Apalagi selama ini, PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan migas milik negara diperlakukan sama dengan perusahaan lain yang beroperasi di Indonesia.

“Pertamina sebagai NOC diperlakukan sama seperti player yang lain. Kalau kita impor begini, prosedurnya begini,” kata Elia Massa Manik, Direktur Utama Pertamina usai menggelar rapat bersama Badan Legislatif DPR membahas RUU Migas di Jakarta, Rabu (12/7).

Menurut Massa, jika dilihat dari struktur perusahaan Pertamina jelas merupakan Badan Usaha Milik Negara akan tetapi jika dilihat dari sudut pandang perusahaan energi maka kondisi yang ada masih belum mencerminkan sebagai perusahaan milik negara.

Dia mencontohkan dari sisi cadangan minyak, Pertamina hanya memiliki cadangan sebesar 3,4 miliar barel masih tertinggal jauh dengan NOC milik Malaysia, Petronas yang memiliki cadangan minyak mencapai 12 miliar barel. Perbandingan lain dari sisi pendanaan belanja modal perusahaan. Alokasi belanja modal Pertamina masih jauh tertinggal jika dibanding Petronas.

“Capex kita rata-rata lima tahun hanya US$20 miliar. Petronas US$80 Miliar. Jadi ini masih banyak butuh perjuangkan,” ungkap Massa.

Jika ingin mengejar ketertinggalan tersebut, menurut Massa ada dua poin utama yang harus diperbaiki yakni kesempatan dan kecepatan. Kesempatan untuk bisa berbuat lebih banyak di berbagai potensi migas tanah air serta kecepatan dalam pengambilan keputusan.

Masalah kecepatan dalam pengambilan keputusan ini dinilai penting dalam industri migas yang berhubungan erat dengan waktu dalam berinvestasi.

“Jadi mereka seperti Petronas, dalam satu body dia bisa memutuskan. Sementara kita tidak bisa. Kita harus ikut ikut prosedur di Kementerian ESDM dan Kementerian BUMN,” ungkap dia.

Revisi UU Migas juga diminta memiliki road map yang jelas sebagai perencanaan pengembangan industri migas ke depan, terutama sektor gas yang diproyeksikan akan menjadi sumber energi utama.

“Kita tekankan dalam RUU Migas perlu terintegrasi. Supaya dia ekonomis,” tandas Massa.(RI)