GARUT – Potensi Panas Bumi Indonesia luar biasa besar. sekitar 40% atau 28.000 MW , tapi yang baru dimanfaatkan tak sampai 5%. Indonesia masih disibukkan BBM yang kerap jadi komoditas politik. Apa penyebabnya ? “ “Kita ada kapasitas 28.000 MW di seluruh Indonesia untuk potensi ini sangat ramah lingkungan, tapi kita tidak pernah fokus ke sini,” kata Jokowi dalam sambutannya di acara peresmian PLTP Kamojang Unit 5, di Garut, Jawa Barat, pada 5 Juli 2015
Kata Jokowi, Indonesia tidak hanya punya potensi panas bumi yang tercatat terbesar di dunia, tapi juga memiliki potensi energi baru terbarukan lainnya, seperti energi angin, ombak, matahari, hingga biomassa. Namun pemanfaatannya masih minim, salah satunya karena investasi yang dibutuhkan lebih mahal, daripada membangun dan memanfaatkan pembangkit listrik menggunakan bahan bakar batu bara, dan gas bumi yang berbahan bakar fosil.
“Kita harus beri insentif khusus ke pembangkit listrik ramah lingkungan. Rate (tarif jual-beli listrik antara investor dengan PLN) tidak apa-apa, biar orang berbondong-bondong investasi ke sini,” ujarnya.
PLTP Kamojang Unit 5 mrupakan warisan SBY, dibangun oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), anak perusahaan Pertamina yang membidangi usaha panas bumi, sejak September 2013 dengan menggandeng konsorsium PT Rekayasa Industri dan Sumitomo sebagai pelaksana Engineering Procurement and Construction (EPC). PLTP Kamojang Unit 5 dirancang berkapasitas 35 MW dengan nilai investasi sekitar US$104 juta atau sekitar Rp 1,35 triliun

PLTP Kamojang Unit 5 telah beroperasi secara komersial dengan mengalirkan listrik kepada PT PLN (Persero) pada 29 Juni 2015 pukul 00.00 WIB. Hal ini menjadi prestasi bagi Pertamina dan PGE karena sukses melakukan COD lebih cepat dua bulan dari kontrak.