JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menargetkan evaluasi terhadap rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) Blok Masela tuntas pada tahun ini.

Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, mengatakan beberapa aspek utama masih dalam review tim SKK Migas, sebelum disampaikan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

“Sekarang masih dalam review beberapa aspek mudah-mudahan akhir Desember akan selesai,” kata Dwi ditemui di Kementerian ESDM Jakarta, Senin (17/12).

Beberapa aspek yang intensif direview oleh SKK Migas, seperti teknologi. Penggunaan teknologi akan menentukan investasi proyek gas Lapangan Abadi, Blok Masela.

“Jadi teknologi harus diyakinkan. Itu adalah teknologi yang paling optimum artinya dari sisi investasi bisa yang rendah,” ungkap Dwi.

Poin lainnya yang direview adalah Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). SKK Migas berharap serapan TKDN di proyek gas Masela bisa maksimal. “Sekarang ini sedang diproses dan diharapkan pada saatnya nanti kami sampaikan. Kami mendorong betul untuk TKDN bisa seoptimum mungkin,” kata Dwi.

Proyek Masela masuk dalam pengawasan tim terpadu lintas kementerian. Kerja tim terpaduĀ  nantinya diharapkan bisa lebih cepat karena Blok Masela sekarang statusnya sebagai salah satu dari 37 prioritas dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), sebagaimana yang diatur Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017.

Dengan masuk sebagai PSN maka pengembangan Blok Masela bisa didukung oleh berbagai kebijakan atau regulasi pendukung dari pemerintah.

Sejak dinobatkan jadi Kepala SKK Migas, Dwi menjadikan pengembangan Masela sebagai salah satu fokus utama masalah yang harus segera diselesaikan.

Pemerintah telah memberikan persetujuan kepada Inpex Corporation untuk melakukan kajian pembangunan fasilitas dengan kapasitas 9,5 metrik ton per annum (MTPA) untuk gas alam cair (LNG) dan 150 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) gas pipa. Padahal sebelumnya pemerintah bersikeras agar LNG yang diproduksikan sebesar 7,5 MTPA dan gas pipa sebesar 474 MMSCFD.(RI)