NEW YORK – Pembicaraan kemungkinan koordinasi antara Arab Saudi dan Rusia untuk memotong produksi minyak bumi mengangkat harga minyak pada Selasa (Rabu pagi WIB). Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret naik US$1,11 menjadi ditutup US$31,45 per barel di New York Mercantile Exchange, seperti dikutip AFP. Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret naik US$1,30 menjadi menetap US$31,80 per barel.

Adel Abdulmahdi, Menteri Perminyakan Irak, mengatakan Baghdad siap untuk bekerja sama pada pemotongan produksi untuk menaikkan harga minyak, tapi hanya jika produsen non-OPEC melakukan hal yang sama. Abdulmahdi juga menggambarkan “fleksibilitas” peningkatan pada produksi antara Rusia dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Kantor berita milik negara Rusia, Tass, melaporkan perusahaan minyak Rusia Lukoil telah meminta Kremlin bekerja sama dengan OPEC untuk membatasi produksi menyusul pernyataan Abdullah el-Badri, Sekjen OPEC Abdullah el-Badri, Senin, yang menyerukan OPEC dan produsen non-OPEC untuk bekerja sama meningkatkan harga.

Namun, para analis menyatakan keraguan para produsen minyak sudah mendekati sebuah kesepakatan. “Kebutuhan penurunan produksi adalah jelas — seperti yang telah kita bahas 18 bulan lalu — tapi masih belum jelas apakah Arab Saudi dan sekutunya dalam OPEC siap untuk kembali ke meja perundingan,” kata Tim Evans, analis Citi Futures.

Evans mengatakan tanpa Arab Saudi, tidak akan ada kesepakatan dan pasar akan dibiarkan untuk melakukan penyeimbangan kembali secara alami ketika produksi non-OPEC turun, sebuah proses yang lambat dan masih menyakitkan.

“Pembicaraan samar-samar kemungkinan pemotongan produksi bersama dengan Rusia dan OPEC sedang diputar lagi,” kata analis CMC Markets Jasper Lawler.(AT/ANT)