JAKARTA – PT Rekayasa Industri (Rekind) telah merampungkan  pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang Unit 5 (1×35 MW) milik PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dengan waktu penyelesaian lebih cepat satu bulan dari jadwal.

Prestasi ini mengukuhkan  Rekind sebagai perusahaan nasional yang memiliki pengalaman panjang dalam membangun pabrik kimia, refinery dan pembangkit listrik. “Kami bertekad mendukung peningkatan pemanfaatan energi baru dan terbarukan melalui penguasaan teknologi dan proses inovasi oleh putra-putri bangsa,” kata Dirut PT Rekind Firdaus Syahril dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta.

Dia menuturkan dalam pengerjaan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) selalu menggunakan metoda jacking pile sehingga mempercepat pekerjaan konstruksi menjadi hanya dua minggu saja dibandingkan jika menggunakan metoda bore pile yang memerlukan waktu hingga tiga bulan.

Selain itu, Rekind juga melakukan perubahan metode test pada jalur Fluid Collection and Reinjection System (FCRS) dari metode hydrotest menjadi Internal Service Test (IST) dengan menggunakan steam atau uap panas bumi.

Metode ini, katanya, memberikan dampak percepatan pekerjaan, jika menggunakan hydrotest memerlukan waktu kurang lebih satu bulan, maka metode IST hanya memakan waktu satu hari saja. Energi baru dan terbarukan (EBT) diharapkan dapat menjadi penopang utama penyediaan energi nasional di masa depan.

Panas bumi merupakan salah satu EBT yang memiliki potensi yang besar di Indonesia, sekitar 40% potensi panas bumi dunia berada di Indonesia.  Pada akhir periode 2035, panas bumi untuk pembangkitan listrik akan menjadi EBT utama bagi Indonesia.

Sebagai langkah nyata dalam memaksimalkan potensi panas bumi di Indonesia, selama lebih dari 34 tahun berdirinya Rekind telah berhasil membangun 14 PLTP dengan kapasitas terpasang sebesar 832 MW, mencapai lebih dari 50%  kapasitas terpasang seluruh pembangkit panas bumi di Indonesia.

Perusahaan akan terus mendorong pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan dengan penguasaan teknologi dan inovasi serta sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan.(LH)