JAKARTA – PT Pertamina (Persero) meminta payung hukum mekanisme pengamanan stok bahan bakar minyak (BBM) nasional sesuai instruksi pemerintah hingga 30 hari. Regulasi diperlukan karena Pertamina harus menginvestasikan dana besar yang dikonversikan dalam bentuk BBM untuk kebutuhan selama 30 hari.

Muchamad Iskandar, Direktur Pemasaran Pertamina, mengatakan saat ini pemerintah hanya memberikan anjuran untuk mengamankan stok BBM 30 hari, bukan suatu kewajiban.
“Kita belum ada kewajiban 30 hari. Tidak mungkin kami stok 30 hari, kami komersil kan duitnya nganggur disitu. Kalau sudah keluar permennya, aturan mainnya harus 30 hari kepada badan usaha, baru kami siap,” kata Iskandar kepada Dunia Energi di Jakarta, Selasa (10/10).

Saat ini stok BBM operasional Pertamina masih diatas batas aman, yakni 22 hari. Dalam operasional yang ada stok aman yang dianjurkan adalah selama 20 hari.

Untuk gasoline stok yang ada saat ini sekitar 1,76 juta KL dengan rata-rata konsumsi sektar 80 ribu KL per hari. Solar stok sebanyak 1,32 juta KL dengan rata-rata penggunaan 60 ribu KL per hari yang terdiri dari solar subsidi sebanyak 40 ribu KL dan Non Subsidi 20 ribu KL.

Menurut Iskandar, saat ini Pertamina sudah mempersiapkan segala fasilitas dan infrastrukur yang dibutuhkan untuk menimbun BBM sesuai dengan anjuran pemerintah. Bahkan, jika sudah ada regulasinya Pertamina siap untuk mengamankan stok BBM untuk 30 hari pada 2018.

Peningkatan stok BBM hingga 30 hari didukung proyek pengembangan Terminal BBM yang dikerjakan Pertamina, antara lain TBBM di Wayame, Ambon; TBBM Padang, Sumatera Barat; TBBM Baubau di Sulawesi Tenggara; dan TBBM Bali.

Dalam waktu dekat upgrading Tangki BBM (TBBM) Tanjung Uban yang saat ini memiliki kapasitas penyimpanan dan pengolahan 200 ribu kiloliter (KL) akan segera selesai. Pertamina menargetkan penambahan kapasitas sebesar 2×20 ribu KL di TBBM Tanjung Uban akan selesai pada akhir 2017.

Selain itu, ada penambahan dua tangki baru di TBBM Tuban dengan kapasitas masing-masing sebesar 50 ribu KL yang ditargetkan akan selesai pada kuartal I 2018.  “Tuban kan tambah 2×50 ribu, cuma kalau Tuban mungkin masih Maret tahun depan baru jadi,” ungkap Iskandar.(RI)