JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjamin jika usulan Peraturan Presiden (Perpres) tentang percepatan penggunaan kendaraan listrik diterima dan diundangkan maka harga kendaraan listrik akan jauh lebih murah dan dengan cepat dilirik  masyarakat.

Ignasius Jonan, Menteri ESDM mengatakan draft Perpres saat ini sudah masuk ke meja Sekretariat Kabinet (Seskab) dan segera akan dibahas sebelum disahkan.

“Sudah kami kirim ke Seskab. Dukungan pemerintnah meningkatkan kendaraan listrik,  sehingga kemandirian energi nasional dimulai dari sekarang. Kalau disetujui bisa menekan harga kendaraan listrik nantinya,” kata Jonan disela percobaan sepeda motor listrik produksi Viar Motor Indonesia di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (30/10).

Sepeda motor listrik Viar saat ini dibanderol Rp 16,7 juta. Jika disetujui Kementerian Keuangan maka dalam Perpres nanti ada beberapa poin utama penghapusan pajak sehingga harga kendaraan listrik dipastikan akan menjadi lebih murah.

“Dalam draft Perpres sudah kita usulkan Pajak Kendaraan Bermotor dibebaskan dan  Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). Kalau itu disetujui Kementerian Keuangan bisa berkurang lagi harganya,” kata Jonan.

Menurut Jonan, pemerintah sangat menyambut positif kehadiran berbagai pabrikan motor listrik nasional. Hal ini sesuai dengan arah kebijakan energi nasional untuk memanfaatkan sumber-sumber energi yang tersedia di tanah air.

Apalagi dengan penggunaan energi listrik untuk kendaraan bermotor maka target untuk bisa mengurangi ketergantungan akan minyak bumi bisa terealisasi. Apalagi saat ini konsumsi minyak bumi terus meningkat,  terutama disebabkan konsumsi untuk kendaraan. Padahal kemampuan negara hanya bisa memproduksi minyak sekitar 700 ribu-800 ribu barel per hari (BPH), namun kebutuhannya mencapai 1,7 juta BPH.

“Kalau listriknya dihasilkan energi primer apa, ada batu bara, air, angin ada panas bumi, sampah nantinya ini mau lagi arus laut ini semua produk dalam negeri negeri sehingga tidak ketergantungan impor minyak mentah. Sekurangnya impor nanti tidak naik,” kata Jonan.

Sepeda motor listrik Viar merupakan hasil produksi PT. Triangle Motorindo  yang bekerja sama dengan perusahaan teknologi asal Jerman, BOSCH dan pengambangan teknologi dari Universitas Gadjah Mada.

Viar diyakini sangat cocok digunakan untuk menyusuri jalanan karena mampu berkendara dengan jarak sekitar 60 km sampai daya baterai habis.

Sejak diluncurkan secara resmi pada Juni 2017,, Viar sudah diproduksi sekitar 500 unit setiap bulan. Sepeda motor Viar dilengkapi dengan baterai lithium sebagai sumber energi yang bisa bertahan hingga 4-5 tahun. Untuk pengisian daya dengan menggunakan peralatan listrik pada umumnya diperlukan waktu sekitar lima jam untuk melakukan pengisian daya hingga terisi penuh.

Deden Gunawan, Corporate Manager PT Triangle Motorindo,  mengungkapkan keyakinannya akan potensi pasar sepeda motor listrik ke depan. Terlebih banyak kemudahan yang sekarang ditawarkan pemerintah dan kesiapan infrastruktur pendukung,  terutama energi listriknya melalui penyediaan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU).

Kami merasa beruntung sekali produk disupport PLN. PLN menyediakan SPLU, bahkan menyatakan di mana Viar butuh SPLU mereka akan sediakan,” tukas dia.

Menurut Deden, ke depan masih diperlukan peningkatan terutama dari sisi fleksibilitas penggunaan baterai yang menjadi sumber energi motor. Motor Viar diharapkan juga tidak hanya dipasarkan di sekitar Jakarta tapi bisa menjadi tren baru di berbagai kota lain di tanah air.

“Saat ini pemasaran menyebar ke kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung , Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Sulawesi Selatan. Responnya bagus,” tandas Deden. (RI)