JAKARTA – PT Cipta Krida Bahari (CKB Logistics), anak usaha dari PT ABM Investama Tbk (ABMM), perusahaan energi yang fokus dalam bisnis resources, services dan infrastruktur memperluas bisnisnya melalui pengoperasian Pusat Logistik Berikat (PLB) di wilayah Sorong, Papua. PLB Sorong merupakan yang pertama tersedia di kawasan Timur Indonesia.

Iman Sjafei, President Director CKB Logistics, mengungkapkan kehadiran PLB di Sorong diharapkan membuka peluang bisnis, khususnya di wilayah timur Indonesia yang saat ini sedang mempercepat pembangunan.

“Kami harap dengan beroperasinya PLB di Sorong dapat mendorong efisiensi sehingga kegiatan ekonomi berkembang lebih cepat,” kata Imam di Jakarta, Kamis (8/6).

Menurut Imam, dengan memanfaatkan PLB di Sorong para pelaku usaha termasuk yang bergerak di sektor migas bisa menekan biaya penyimpanan logistik hingga lebih dari 50% yang dihasilkan dari efisiensi, seperti dari biaya pembangunan atau sewa lahan untuk keperluan logistik.

“Peningkatan investasi di sektor migas dan sumber daya lain di Papua dan Papua Barat dapat menjadi peluang bisnis, dan PLB bisa mendukung hal tersebut,” kata dia.

Erwin Sugianto, Chief Commercial Officer CKB Logistics, mengatakan PLB di Sorong hadir melengkapi fasilitas PLB lain yang dioperasikan perusahaan setelah Cakung, Balikpapan dan Karawang. Perusahaan pun telah menerima berbagai tawaran kerja sama dari berbagai kontraktor migas besar yang beroperasi di Papua.

“Informasi tentang PLB sebelumnya sudah kami sharing sampai hari ini ada beberapa diskusi, PLB ini fasilitas baru, Sorong ini pertama di Timur, ada beberapa perusahaan migas besar disana. Kami masih bicarakan kerja samanya,” ungkap Erwin.

Di wilayah Papua tercatat sejumlah kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) beroperasi, seperti BP, perusahaan asal Inggris sebagai operator Blok Tangguh. Produksi gas Tangguh merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia. Selain itu, ada ENI Indonesia, operator Blok Kasuri.

Menurut Erwin, konsep PLB jika ditelisik lebih lanjut merupakan konsep yang menarik bagi KKKS karena ada proses yang dimudahkan jika kontraktor mampu mengoptimalkan dan memanfaatkan PLB dengan baik. Ini tentu mendukung arahan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang terus menekankan efisiensi di sektor minyak dan gas.

“Contohnya rig kalau tidak digunakan tidak perlu dikembalikan ke luar negeri langsung. Tinggal simpan di PLB saja dianggap sudah dikirim ke luar negeri. Artinya bisa ditekan cost recovery juga kan,” kata Erwin.(RI/RA)