Menteri Pendidikan Nasional, Muhammad Nuh menandatangani prasasti peresmian Akademi Komunitas (AK) PJB.

SURABAYA – PT PLN (Persero) melalui anak usahanya PT Pembangkit Jawa – Bali (PJB) telah mempelopori berdirinya  Akademi Komunitas Keahlian Operasi dan Pemeliharaan Pembangkit Listrik, yang diperuntukkan bagi para lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Akademi Komunitas pertama yang dirintis dunia usaha itu berlokasi di Surabaya, dan telah diresmikan oleh Menteri Pendidikan Nasional, Muhammad Nuh pada Minggu, 24 September 2012. Corporate Secretary PLN, Bambang Dwiyanto mengungkapkan, pendirian akademi kelistrikan itu merupakan salah satu pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR) PJB.

Terkait dengan pelaksanaan program CSR, PJB sendiri sebenarnya telah menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan operasi dan pemeliharaan pembangkit tenaga listrik (Diklat O&M) sejak 2011. Diklat selama 6 bulan itu, diperuntukkan bagi lulusan SMK di sekitar Unit Pembangkitan (UP) Paiton dan UP Gresik, Jawa Timur.

“Proses penerimaan peserta diklat dilakukan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat. Peserta yang mengikuti diklat tersebut diutamakan yang berasal dari keluarga kurang mampu,” jelas Bambang Dwiyanto, Senin, 24 September 2012.

Seiring dengan pelaksanaan program tersebut, lanjutnya, pemerintah menetapkan Undang-Undang (UU) Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yang membuka alternatif pendidikan tinggi melalui Akademi Komunitas (AK).

AK merupakan perluasan SMK, yaitu pendidikan vokasi jangka pendek (D1 dan D2) yang bertujuan meningkatkan kualitas ketenagakerjaan. Berdasarkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia(MP3EI) disebutkan bahwa AK dapat pula dilakukan oleh dunia industri.

“Setelah mengajukan proposal ke Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) mengenai pendirian akademi komunitas, serta dilakukan visitasi dan verifikasi, PJB dianggap layak untuk mendirikan AK. Nama Akademi Komunitas yg didirikan PJB adalah Akademi Komunitas Keahlian Operasi dan Pemeliharaan Pembangkit Listrik atau disingkat AK PJB,” jelas Bambang Dwiyanto lagi.

Ia menambahkan, AK PJB merupakan AK pertama yang dirintis oleh dunia usaha (industri). AK PJB bertujuan utk memberikan kesempatan belajar di perguruan tinggi, dan praktek kerja kepada lapisan masyarakat kurang mampu di sekitar lokasi pembangkitPJB, menyiapkan tenaga kerja yang terampil, pengabdian kepada masyarakat yang mendukung partisipasi dalam industri ketenagalistrikan, serta mobilisasi tenaga kerja sektor ketenagalistrikan.

Dalam mengelola AK PJB, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) menunjuk Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) sebagai mitra PJB. Pada tanggal 16 Agustus 2012 dilakukan penandatanganan MoU pendirian AK antara PJB dan PENS, dilanjutkan penandatanganan Perjanjian Kerjasama pada 13 September 2012.

Dua program studi yang akan dijalankan di AK PJB adalah Teknik Sistem PembangkitanEnergi dan Teknik Elektro Industri. Kurikulum perkuliahan disusun bersama oleh PJB dan PENS. Demikian pula dengan tim pengajar yang akan diisi oleh dosen-dosen dari PENS serta karyawan PJB, yang memiliki kompetensi yang sesuai.

Proses perkuliahan akan berlangsung selama 1 tahun yang masing-masing semester akan dilakukan di kampus PENS (selama 2 bulan) untuk pembekalan teori serta di Unit Pembangkit Gresik (selama 4 bulan)  untuk studi lapangan. Lulusan AK PJB akan mendapatkan ijazah strata D1 dari PENS.

Dalam angkatan pertama, PJB akan menerima 70 mahasiswa di AK PJB. Proses penjaringan calon mahasiswa dilakukan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Surabaya dan Dinas Pendidikan Kota Gresik.

“Saat ini proses seleksi masih berlangsung dan akan segera diumukan nama-nama yang diterima sebagai mahasiswa AK PJB. Kuliah perdana untuk angkatan pertama akan dimulai pada 1 Oktober 2012,” tukas Bambang. (Iksan Tejo/duniaenergi@yahoo.co.id)