JAKARTA – Pembangunan kilang gas alam cair (liquified natural gas/LNG) Tangguh Train 3 menunjukkan kepercayaan investor terhadap sektor upstream minyak dan gas di Indonesia masih tinggi, meski ditengah kondisi harga minyak dunia yang masih terpuruk.

Christina Verchere, BP Regional President Asia Pacific, mengungkapkan terus berjalannya proses pembangunan Train 3 menunjukkan pengembangan LNG di Indonesia terus mengalami kemajuan dan mendapatkan kepercayaan dari semua pihak, termasuk Investor. “Kami percaya dengan pengembangan upstream di Indonesia, terutama di pengembangan LNG,” kata Christina di Jakarta, Rabu (3/8).

Lebih lanjut, Christina mengapresiasi komitmen pemerintah Indonesia untuk terus mendukung pembangunan infrastruktur gas di Tangguh, sehingga mampu melakukan berbagai tahapan sesuai dengan rencana.

“Kami berterima kasih atas dukungan penuh Pemerintah Indonesia, terutama SKK Migas dan juga para mitra Tangguh selama proses ini, sehingga kami mampu mengamankan pembiayaan proyek dengan tepat waktu,” katanya.

BP Tangguh, kata Christina meyakini dengan adanya proyek pengembangan kilang LNG yang terletak di Kabupaten Teluk Bintuni ini juga akan membawa efek pengganda yang besar bagi Indonesia dan Provinsi Papua Barat, salah satunya adalah di sektor pemenuhan lapangan kerja.

“Kami juga percaya proyek ini dapat bermanfaat untuk masyarakat sekitar yakni mendukung pertumbuhan perekonomian dan penyediaan 10 ribu kesempatan kerja selama masa proyek,” paparnya.

Proyek Pengembangan Tangguh akan menambahkan satu fasilitas proses LNG baru, train 3 dan tambahan kapasitas produksi sebesar 3,8 juta metrik ton per annum (mtpa), yang menjadikan kapasitas total kilang LNG Tangguh menjadi 11,4 mtpa. Proyek ini juga akan menambahkan dua anjungan lepas pantai, 13 sumur produksi baru, dermaga pemuatan LNG baru, dan infrastruktur pendukung lainnya.

Proyek ini ditargetkan akan menjadi salah satu bagian penting dalam pemenuhan kebutuhan energi Indonesia yang kian meningkat, melalui penjualan 75% dari produksi LNG tahunan Train 3 kepada PT. PLN (Persero) guna mendukung proyek pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW).

Selain itu, proyek Tangguh train 3 akan memenuhi kebutuhan gas bagi kelistrikan Provinsi Papua Barat hingga 20 juta kaki kubik (MMSCFD). Sisa volume produksi telah dikontrak oleh Kansai Electric Power Company dari Jepang sebagai pembeli utama lain untuk Train 3.

Amien Sunaryadhi, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) mengungkapkan pembangunan Proyek LNG Tangguh Train 3 selain bermanfat untuk masyarakat sekitar wilayah operasi juga dipastikan memberikan dampak positif terhadap pengembangan industri migas tanah air.

“Di atas semua itu proyek ini diharapkan bisa berikan manfaat devisa yang mestinya dikeluarkan untuk impor LNG dan entangible benefit dengan lebih berkembangnya kawasan timur pada umumnya,” tandas Amien.(RI)