MOJOKERTO– PT Pertamina Gas (Pertagas), anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor transmisi dan distribusi gas, memproyeksikan proyek jaringan gas kota (jargas) di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur dengan total anggaran Rp 37,8 miliar tuntas pada akhir 2017. Suko Hartono, Direktur Utama Pertagas, mengatakan jargas di Mojokerto merupakan penugasan Pemerintah kepada PT Pertamina (Persero) melalui APBN Tahun Anggaran 2017, yang didedikasikan untuk 5.101 sambungan rumah tangga (SR) di Kecamatan Ngoro.

“Pasokan gas untuk jargas Kabupaten Mojokerto mendapatkan alokasi dari Kangean Energy Indonesia sebesar 0,25 juta kaki kubik per hari (MMSCFD),” ujar Suko di sela mendampingi Menteri ESDM Igansius Jonan dan Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi, menyaksikan penyambungan pipa poly ethylene (PE) sambungan rumah berdiameter 125 mm di Mojokerto, Minggu (13/8).

Hingga semester I 2017, Pertagas telah membangun hampir 100 ribu sambungan rumah tangga yang tersebar di 13 kota di Tanah Air. Dengan dukungan penuh dari Kementerian ESDM, Pertagas akan terus membangun gas rumah tangga. Ditargetkan pada 2019 jaringan gas untuk rumah tangga yang dikelola Pertagas mencapai 214.618 sambungan rumah.

Kabupaten Mojokerto akan menyusul Surabaya dan Sidoarjo yang sebagian warganya telah memanfaatkan gas bumi untuk kebutuhan rumah tangga. Dalam kunjungan tersebut, Jonan juga menyempatkan mampir di Pondok Pesantren Manbaul Hikam di Desa Putat, Sidoarjo untuk melihat proyek jargas Kementerian ESDM yang telah dimanfaatkan. “Sidoarjo menjadi contoh bahwa jargas juga bermanfaat tidak hanya untuk rumah tanggap, tapi juga untuk kebutuhan memasak para santri di pondok pesantren,” katanya.

Saat ini terdapat 10.350 sambungan rumah tangga (SR) di Sidoarjo yang dibangun menggunakan APBN tahun anggaran 2010,2011, 2012 dan 2014 yang dikelola oleh Pertamina. Suplai gas untuk jargas tersebut diperoleh dari PT Lapindo Brantas Inc dengan total alokasi sebesar 0,4 MMSCFD.

Menurut Jonan, kehadiran jaringan gas kota memudahkan masyarakat dalam beraktivitas khususnya untuk urusan dapur. “Penggunaan jargas lebih hemat, praktis, aman dan suplai gas mengalir 24 jam,” katanya.

Proyek pembangunan jaringan gas kota dilakukan oleh Kementerian ESDM setiap tahun untuk mendorong rumah tangga dan pelanggan kecil bias memanfaatkan gas alam sebagai bentuk diversifikasi energi. Pada 2017, sesuai Renstra Kementerian ESDM, program jaringan gas kota diharapkan menjangkau 1,2 juta SR (kumulatif) di berbagai wilayah kabupaten/kota di Indonesia. (dr)